Ngopi Neng Warung

HALUSINASI ATAU PELECEHAN SEKSUAL?

HALUSINASI ATAU PELECEHAN SEKSUAL?
Omat R Hasbullah
Praktisi Medis

Baru2 ini Kita di hebohkan oleh adanya video viral tentang adanya dugaan pelecehan sexual oleh seorang petugas paramedis terhadap seorang Pasien di sebuah Rumah sakit. Video tersebut kemudian memancing pro dan kontra ditengah masyarakat, yang pada akhirnya dikhawatirkan bisa  meruntuhkan kepercayaan masyarakat terhadap dunia medis secara keseluruhan diindonesia.

Saya berpendapat kasus ini sebaiknya diselesaikan melalui proses hukum yg adil dan transparan oleh perangkat penegak hukum, agar masyarakat bisa mendapatkan informasi Yang tepat dan akurat.

Terlepas dari fakta yg sesungguhnya Yang terjadi dibalik kejadian tersebut, saya lebih tertarik membahas mengenai dugaan “pelecehan seksual” oleh tenaga medis baik dokter, Perawat atau karyawan rumah sakit, ternyata juga banyak kejadian serupa terjadi dibelahan Negara lain, dan tidak sedikit berujung menjadi perkara hukum..

Sebagian kasus diantaranya tidak ditemukan bukti adanya dugaan pelecehan seksual seperti Yang dituduhkan, besar dugaan penyebab adanya pasien merasa menjadi korban “pelecehan seksual” adalah efek halusinasi akibat obat bius Yang digunakan dalam prosedur operasi.

LAPORAN PASIEN YANG MENGALAMI HALUSINASI SEKSUAL DAN JENIS OBAT ANESTESINYA

Beberapa laporan kejadian Pasien Yang mengalami halusinasi seksual pasca operasi

1. Chloroform
Pada tahun 1849, seorang wanita pasca melahirkan Yang merasa dilecehkan secara seksual Yang kemudian terbukti akibat anestesi jenis chloroform jurnalnya bisa dibaca di
Gream GT. Chloroform in midwifery. Lancet 1849; 1: 99–100.

Seorang dokter Gigi laki2 Yang dilaporkan oleh pasiennya pasca tindakan pencabutan Gigi dengan menggunakan obat bius 30 mg Midazolam dan 10 mg diazepam IV
Regina v Christopher Robert Lock 1984 Birmingham Crown Court.

2. Benzodiazepine
Pada tahun 1989 seorang perawat di ruang ganti operasi Yang dilaporkan oleh Pasien Yang merasa bajunya ditelanjangi dan payudaranya disentuh, Yang kemudian terbukti disebabkan karena halusinasi seksual akibat obat bius jenis diazepam
Brahams D. Benzodiazepines and sexual fantasies. Lancet 1990; 335: 157.

3. Propofol
Pada tahun 1988 hunter dkk melaporkan beberapa kasus Pasien Yang merasa melakukan hubungan seksual pasca operasi
Yang menggunakan obat bius jenis propofol

Hunter DN, Thornily A, Whitburn R. Arousal from propofol. Anaesthesia 1988; 42: 1128–9.
Kent EA, Bacon DR, Harrison P, Lema MJ.

Sexual illusions and propofol sedation.
Anesthesiology 1992; 77: 1037–8.

4. Gas N20
Bennett dkk, membuat laporan tentang Pasien dokter Gigi Yang merasa mengalami pelecehan seksual dan mengkonfirmasi 19 kasus dari 34  diantaranya tidak terbukti karena selama proses tindakan medis tersebut didampingi oleh suaminya. Hal ini kemudian terbukti disebabkan oleh efek obat bius Yang digunakan yaitu jenis nitrous oxide.
Jastak JT, Malamed SF. Nitrous oxide sedation and sexual phenomena. Journal of the American Dental Association 1980; 101: 38–40.

JENIS2 HALUSINASI SEKSUAL
Dan ratusan laporan kasus Yang sejenis juga bisa diliat di foto dibawah, Yang jenis keluhannya berupa:
1. Masturbasi
2. Merasa diperkosa
3. Merasa payudaranya diraba dan diremas
4. Merasa dicium oleh petugas medis
Sumber:
http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1046/j.1365-2044.2003.03147.x/full

RANGSANGAN YANG DAPAT MENIMBULKAN HALUSINASI SEKSUAL
Halusinasi seksual Hal yang seringkali ditemukan pada Pasien pasca operasi Yang menggunakan obat bius seperti Yang disebutkan diatas, pada pasien tersebut mudah sekali terangsang atau terimajinasi secar seksual meskipun mendapat rangsangan stulimulus  berupa:
1. Gesekan instrumen(misal stiker sadapan ekg Yang ada didada Pasien)
2. Tekanan cuf stetoskop atau tensimeter
3. Atau manipulasi perineum pada tindakan me masukan obat2 lewat anus Yang dapat diinterpretasikan sebagai manipulasi genital

Sehingga sebaiknya Kita mensikapi secara bijak kasus video dugaan pelecehan seksual tersebut sebelum fakta sebenarnya terungkap
Dan Demi kenyamanan dan keamanan petugas kesehatan dalam menjalankan tugasnya sebaiknya pasien didampingi Keluarga pasien terutama pada keadaan pasca operasi...

Sumber
http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1046/j.1365-2044.2003.03147.x/full

https://www.researchgate.net/publication/221723203_Sexual_hallucinations_and_dreams_under_anesthesia_and_sedation_medicolegal_aspects/amp

No comments:

Post a Comment