Ngopi Neng Warung

Waspadalah pada Aqidah

WASPADALAH..!!!!!



AQIDAH YANG MENGATAKAN ALLAH BERTEMPAT ITU ADALAH SESAT DAN MENYESATKAN

Umat muslim telah sepakat bahwa Allah adalah Dzat Yg Maha Kuasa.

 Ia adalah Dzat yg wujud (ada)serta tidak butuh tempat dan ruang untuk keberadaannya.

Syaikh Fakhrudin ar Razi berkata:

ﺍﻧﻌﻘﺪ ﺍﻹﺟﻤﺎﻉ ﻋﻠﻰ ﺃﻧﻪ ﺳﺒﺤﺎﻧﻪ ﻟﻴﺲ ﻣﻌﻨﺎ ﺑﺎﻟﻤﻜﺎﻥ

 ﻭﺍﻟﺠﻬﺔ ﻭﺍﻟﺤﻴّﺰ

Konsensus ulama sepakat bahwa Allah subhana wa ta'ala tidak dimaknai dengan bertempat,arah, maupun ruang

Namun entah bagaimana, saat ini bermunculan paham2 dari golongan kecil yg menyimpang.

Yakni paham yg sering menyangkut-pautkan Allah terhadap tempat dan arah.

Dan ini jelas merupakan faham yg sesat serta menyesatkan.

Terlebih pengikut faham ini berani mengeluarkan pernyataan barang siapa yg tidak mengatakan Allah ada di langit maka ia kafir

golongan Musyabbihat yg sering menganggap bahwa sesungguhnya Allah ada di langit atau menganggap bahwa Allah itu sedang duduk di 'arays.

 riwayat Bukhari, Ibnu Jarud dan Baihaqi bahwasanya Rasulullah bersabda:

ﻛﺎﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﻟﻢ ﻳﻜﻦ ﺷﻲﺀ ﻏﻴﺮﻩ

Allah ada, dan tiada sesuatu di selainnya

Imam al-Baihaqi dalam kitabnya Asma wa as-Shifat berkata:

Sebagian sahabat2 kami (para ulama) mengemukakan dalil yag menafikan Allah  ada pada tempat dengan (merujuk) ucapan Nabi Sholallahu'alaihi wasallam

ﺃﻧﺖ ﺍﻟﻈﺎﻫﺮ ﻓﻠﻴﺲ ﻓﻮقك شيﺀ ﻭﺃﻧﺖ ﺍﻟﺒﺎﻃﻦ ﻓﻠﻴﺲ

 ﺩﻭﻧﻚ ﺷﻲﺀ

Engkau Dzat yg Dzahir tidak ada apa pun di atasMu.
Dan Engkau Dzat yg Batin maka tidak ada apa pun di selainMu

Oleh sebab itu jika di atas Allah tidak ada apa pun dan di selainnya tidak ada apa pun

 itu berarti Allah tidak dalam tempat.

Sayyidina Ali radiyallohu 'anhu berkata:

ﻛﺎﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﻻ ﻣﻜﺎﻥ ﻭﻫﻮ ﺍﻵﻥ ﻋﻠﻰ ﻣﺎ ﻋﻠﻴﻪ ﻛﺎﻥ

Allah ada tanpa tempat. Dia saat ini pada apa adanya Dia ada.

Imam Abu Ja'far at Thahawi dalam kitab Aqidahnya berkata:

ﺗﻌﺎﻟﻰ – ﻳﻌﻨﻲ ﺍﻟﻠﻪ – ﻋﻦ ﺍﻟﺤﺪﻭﺩ ﻭﺍﻟﻐﺎﻳﺎﺕ ﻭﺍﻷﺭﻛﺎﻥ

 ﻭﺍﻷﻋﻀﺎﺀ ﻭﺍﻷﺩﻭﺍﺕ ﻭﻻ ﺗﺤﻮﻳﻪ ﺍﻟﺠﻬﺎﺕ ﺍﻟﺴﺖ

 ﻛﺴﺎﺋﺮ ﺍﻟﻤﺒﺘﺪﻋﺎﺕ

Maha suci Allah dari batas2 (bentuk kecil maupun besar jadi Allah tidak mempunyai ukuran sama sekali) batas akhir, sisi-sisi,
anggota badan yg besar (seperti wajah, tangan dan lainnya) maupun anggota badan yang kecil (seperti mulut, lidah, anak lidah, hidung, telinga dan lainnya), tidak pula dilingkup ruang seperti halnya makhluk.

Imam an Nahrir Abu Manshur al Baghdadi berkata dalam kitabnya al-Farq bain al-Firq:

ﻭﺃﺟﻤﻌﻮﺍ – ﺃﻱ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺴﻨﺔ ﻭﺍﻟﺠﻤﺎﻋﺔ  ﻋﻠﻰ ﺃﻧﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ

 ﻻ ﻳﺤﻮﻳﻪ ﻣﻜﺎﻥ ﻭﻻ ﻳﺠﺮﻱ ﻋﻠﻴﻪ ﺯﻣﺎﻥ  ﺍﻧﺘﻬﻰ

 ﺑﺤﺮﻭﻓﻪ.

Para ulama (ahlusuunnah wal jama'ah) sepakat bahwa Allah subhana wa ta'ala tidak dilingkup tempat dan tidak dilalui waktu

Imam al Haramain abd al Mulk al Juwainy berkata dalam kitabnya al-Irsyad:

ﻣﺬﻫﺐ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺤﻖ ﻗﺎﻃﺒﺔ ﺃﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﻳﺘﻌﺎﻟﻰ ﻋﻦ ﺍﻟﺘﺤﻴﺰ

 ﻭﺍﻟﺘﺨﺼﺺ ﺑﺎﻟﺠﻬﺎﺕ " ﺍﻧﺘﻬﻰ

Madzhab kebenaran seluruhnya menyatakan bahwa Allah suci dari bertempat tinggal dan berarah.

imam Qusyairi berkata:

ﻭﺍﻟﺬﻱ ﻳﺪﺣﺾ ﺷﺒﻬﻬﻢ ﺃﻱ ﺷﺒﻪ ﺍﻟﻤﺸﺒﻬﺔ  ﺃﻥ ﻳﻘﺎﻝ ﻟﻬﻢ

 ﻗﺒﻞ ﺃﻥ ﻳﺨﻠﻖ ﺍﻟﻌﺎﻟﻢ ﺃﻭ ﺍﻟﻤﻜﺎﻥ ﻫﻞ ﻛﺎﻥ ﻣﻮﺟﻮﺩﺍ ﺃﻡ

 ﻻ؟ ﻓﻤﻦ ﺿﺮﻭﺭﺓ ﺍﻟﻌﻘﻞ ﺃﻥ ﻳﻘﻮﻟﻮﺍ: ﺑﻠﻰ , ﻓﻴﻠﺰﻣﻪ ﻟﻮ

 ﺻﺢ ﻗﻮﻟﻪ ﻻ ﻳُﻌﻠﻢ ﻣﻮﺟﻮﺩ ﺇﻻ ﻓﻲ ﻣﻜﺎﻥ ﺃﺣﺪ ﺃﻣﺮﻳﻦ

 ﺇﻣﺎ ﺍﻥ ﻳﻘﻮﻝ ﺍﻟﻤﻜﺎﻥ ﻭﺍﻟﻌﺮﺵ ﻭﺍﻟﻌﺎﻟﻢ ﻗﺪﻳﻢ  ﻳﻌﻨﻲ ﻻ

 ﺑﺪﺍﻳﺔ ﻟﻮﺟﻮﺩﻫﺎ  ﻭﺇﻣﺎ ﺃﻥ ﻳﻘﻮﻝ ﺃﻥ ﺍﻟﺮﺏ ﻣﺤﺪَﺙ ﻭﻫﺬﺍ

 ﻣﺂﻝ ﺍﻟﺠﻬﻠﺔ ﺍﻟﺤﺸﻮﻳﺔ , ﻟﻴﺲ ﺍﻟﻘﺪﻳﻢ ﺑﺎﻟﻤﺤﺪَﺙ

 ﻭﺍﻟﻤُﺤﺪَﺙ ﺑﺎﻟﻘﺪﻳﻢ.

Di antara bantahan yg dapat membungkam mereka hendaklah katakan kepada mereka:

Sebelum Allah menciptakan alam ini dan menciptakan tempat apakah Dia ada atau tidak ada?

Tentu mereka mereka akan menjawab:Ada

Kemudian katakan kepada mereka:

Jika demikian atas dasar keyakinan kalian bahwa segala sesuatu itu pasti memiliki tempat maka terdapat 2 kemungkinan

 kesimpulan. Pertama:Bisa jadi kalian berpendapat bahwa tempat, arsy dan seluruh alam ini adalah qadim ada tanpa permulaan seperti Allah

Atau kesimpulan kedua:Bisa jadi kalian berpendapat bahwa Allah itu baharu seperti makhluk

Dan jelas keduanya adalah kesesatan ini tidak lain hanya merupakan pendapat orang2 bodoh dari kaum Hasyawiyyah.

 Sesungguhnya Yang Maha Qadim (Allah) itu jelas bukan makhluk. Dan sesuatu yang baharu (makhluk) jelas bukan yang Maha Qadim (Allah)

Imam Nawawi berkata:

ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻘﺎﺿﻲ ﻋﻴﺎﺽ: ﻻ ﺧﻼﻑ ﺑﻴﻦ ﺍﻟﻤﺴﻠﻤﻴﻦ ﻗﺎﻃﺒﺔ

 ﻓﻘﻴﻬﻬﻢ ﻭﻣﺤﺪّﺛﻬﻢ ﻭﻣﺘﻜﻠﻤﻬﻢ ﻭﻧﻈﺎﺭﻫﻢ ﻭﻣﻘﻠﺪﻫﻢ ﺃﻥ

 ﺍﻟﻈﻮﺍﻫﺮ ﺍﻟﻮﺍﺭﺩﺓ ﺑﺬﻛﺮ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻓﻲ ﺍﻟﺴﻤﺎﺀ ﻛﻘﻮﻟﻪ

 ﺗﻌﺎﻟﻰ : ﺀﺃَﻣِﻨﺘُﻢ ﻣَّﻦ ﻓِﻲ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﺀ  ﺳﻮﺭﺓ ﺍﻟﻤﻠﻚ

 ﻭﻧﺤﻮﻩ ﻟﻴﺲ ﻋﻠﻰ ﻇﺎﻫﺮﻫﺎ ﺑﻞ ﻣﺘﺄﻭّﻟﺔ ﻋﻨﺪ ﺟﻤﻴﻌﻬﻢ

  ﺍﻧﺘﻬﻰ , ﻳﻌﻨﻲ ﺗﺄﻭﻳﻼ ﺇﺟﻤﺎﻟﻴّﺎ ﺃﻭ ﺗﺄﻭﻳﻼ ﺗﻔﺼﻴﻠﻴّﺎ.

berkata al Qadhi ‘Iyadh:

tidak ada khilaf antara kaum muslimin seluruhnya baik ulama fiqih dan
ulama Hadits dan ulama Tauhid, dan Mujtahid dan Muqallid bahwa makna dhohir yg datang dgn menyebutkan Allah ta'ala di langit sebagaimana firmanNya:

adakah kamu merasa aman dgn yg (berkuasa) di langit dan (ayat-ayat) seumpamanya itu bukanlah maksud dzahirnya melainkan dita’wilkan menurut semua kaum muslimin

Demikian pula apa yang dikatakan oleh para ulama ahli tafsir yg menyatakan bahwa Allah Subhana wa ta'ala ada tanpa tempat

 seperti halnya Imam Fakhrudin ar Razi dalam tafsirnya
Abu Hayyan al Andalusi dalam tafsirnya
 Abu as-Saud dalam tafsirnya
Imam al-Qurtubi dalam tafsirnya dan para ulama lainnya.

Adapun Ibarat dari Imam al Qurtubi dalam tafsirnya sebagai berikut:

(ﺀﺃَﻣِﻨﺘُﻢ ﻣَّﻦ ﻓِﻲ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﺀ) ﻗﺎﻝ ﺍﺑﻦ ﻋﺒﺎﺱ ﺀﺍﻣﻨﺘﻢ

 ﻋﺬﺍﺏ ﻣﻦ ﻓﻲ ﺍﻟﺴﻤﺎﺀ ﺍﻥ ﻋﺼﻴﺘﻤﻮﻩ" ﺛﻢ ﻗﺎﻝ ﻭﻗﻴﻞ

 ﻫﻮ ﺍﺷﺎﺭﺓ ﺍﻟﻰ ﺍﻟﻤﻼﺋﻜﺔ، ﻭﻗﻴﻞ ﺍﻟﻰ ﺟﺒﺮﻳﻞ ﻭﻫﻮ ﺍﻟﻤﻠﻚ

 ﺍﻟﻤﻮﻛﻞ ﺑﺎﻟﻌﺬﺍﺏ  ﻗﻠﺖ : ﻭﻳﺤﺘﻤﻞ ﺍﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﺍﻟﻤﻌﻨﻰ

ﺀﺃﻣﻨﺘﻢ ﺧﺎﻟﻖ ﻣﻦ ﻓﻲ ﺍﻟﺴﻤﺎﺀ ﺍﻥ ﻳﺨﺴﻒ ﺑﻜﻢ

 ﺍﻷﺭﺽ ﻛﻤﺎ ﺧﺴﻔﻬﺎ ﺑﻘﺎﺭﻭﻥ

Ibnu Abbas berkata:

Apakah kalian merasa aman terhadap Tuhan yg di langit jika kalian menentangNya?

 Kemudian Ia (Ibnu Abbas) berkata:

Ada yg mengatakan bahwa ayat itu menunjuk (bahwa yg berada di langit adalah) para malaikat.

Dan ada yg mengatakan yg dimaksud adalah malaikat Jibril yg diserahi tugas menurunkan siksa.

Saya (al-Qurthubi) berkata:

Bisa jadi maknanya demikian:

Apakah kalian merasa aman dari siksa Tuhan Pencipta semua makhluk yg berada di langit bahwa Dia akan menjungkir balikkan bumi bersama kamu sebagaimana Dia telah menjungkir balikkan bumi sehingga menelan Karun.