Ngopi Neng Warung

Filosofi Punokawan hasil ciptaan dari Sunan Kalijaga

Filosofi Punokawan adalah hasil ciptaan dari Sunan Kalijaga dalam rangka menjadikan media dakwahnya.
Berikut ini adalah nama-nama tokoh Punokawan beserta filosofinya : Semar, Gareng, Petruk dan Bagong.
1) Semar dari kata (سمر) memaku, tidak tidur, mencairkan, mencukil Dalam pengertian memaku, filosofi yang dikandung adalah keberhasilan seseorang dalam mencapai kebajikan, memerlukan niat yang kuat, dihunjamkan dalam batin. Mencukil segala niat yang tidak baik. Tokoh semar, digambarkan dengan tokoh yang pandai bertutur, matanya merem tapi melek, rambut jambul putih. Itu menunjukkan kebiasaannya yang memang kuat dalam bertapa, kuat tidak tidur, pandai berdiskusi, bijaksana dalam memberi nasehat.
2) (Nala) Gareng dari kata (نال) memperoleh, menjadi, memberikan dan (خيرا) kebaikan. Filosofi yang dikandung adalah selain kuat prihatin dan niat, seseorang yang akan menggayuh kebajikan haruslah mampu memperoleh kebaikan dari setiap tindakannya, mampu menjadikan setiap amalnya adalah kebaikan. Dengan demikian, dia akan menjadi pemberi manfaat bagi siapa saja. Tokoh Gareng sering digambarkan sebagai lelaki cacat kakinya, pincang dan juga disebut kantong bolong. Dia bukan orang yang tamak dunia, tetapi tamak kepada kebaikan.
3) Petruk dari kata (فاترك) meninggalkan. Kebutuhan kawan dalam mencapai kebajikan adalah mampu dan mau meninggalkan hal-hal yang tidak baik, hal sia-sia. Tokoh petruk dilambangkan dengan hidung yang panjang. Tidak seperti tokoh Pinokio yang berarti suka berbohong, tetapi Petruk adalah karakter yang tidak banyak bicara, tetapi banyak kerja, banyak mencium, merasakan keadaan sekitarnya. Mulutnya tertutupi oleh hidungnya (kepeduliannya) dan dipenuhi kerja, amal dan perbuatan yang baik dengan cara meninggalkan yang buruk
4) Bagong dari kata (بغى) mencari, menyimpan dari hak, durhaka, bohong, dusta. Untuk mencapai derajat kebajikan seperti Pandawa membutuhkan perilaku suka mencari, menimbang mana yang baik dan buruk. Namun demikian pula harus hati-hati agar jangan sampai berbohong, menyimpan kebajikan dan berdusta. Tokoh Bagong digambarkan tokoh yang gendut, banyak ngeyel dan suka nglucu. Juga sering bikin jengkel. Perilaku bagong seperti itu diperuntukkan dalam rangka menimbang berbagai informasi mana yang manfaat dan mana yang tidak. Bisa jadi akhrinya kritis sehingga membuat orang lain merasa terganggu, namun bagi pihak lainnya bisa jadi sebuah guyonan dan banyolan saja.

No comments:

Post a Comment