Ngopi Neng Warung

- Pesan Habib Ali Al-Jifri terkait meninggalnya Stephen Hawking

- Pesan Habib Ali Al-Jifri terkait meninggalnya Stephen Hawking

"Ketika seorang yang terkenal meninggal dunia, banyak diskusi dan perdebatan di kalangan kita tentang mengenang dan menghormati/menghargai kematian orang-orang non-muslim yang kembali mengemuka.

Banyak non-muslim yang hidup semasa Nabi Muhammad SAW dan tidak beriman kepadanya. Sebaliknya, mereka tetap pada agamanya atau tradisinya sendiri, dan meninggal tetap dalam keadaan demikian. Hal ini tidak menghalangi Nabi SAW untuk memuji karakter yang baik dan kebaikan-kebaikan yang telah mereka lakukan. Al Mut'im bin Udday adalah salah satu dari orang yang seperti demikian itu. Imam Bukhari meriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda bahwa jika Al-Mut'im masih hidup dan meminta agar tawanan perang badar dibebaskan, maka Nabi akan melakukannya. Bahkan Nabi mengizinkan Hassan bin Tsabit Radiyallahu 'Anhu menulis beberapa sya'ir atau puisi untuk mengenang kebaikan peringai, karakter, dan kebaikan-kebaikan Al-Mut'im.

Begitu pula hari ini kita bersikap pada Stephen Hawking. Dia seharusnya dipuji dan dikenang atas tekadnya dalam menghadapi kondisi kesehatannya agar tidak menjadi penghalang dalam mengejar cita-citanya, pengetahuannya, dan manfaat yang ia sampaikan untuk kemanusiaan melalui kontribusinya untuk sains. Mengenai pandangannya soal hal-hal yang utama, kepercayaan, filosofi, itu semua bisa secara konstruktif dihadapi dengan prinsip penalaran yang masuk akal dan kritik yang intelektual.

Untuk perkara iman, tidak beriman, dan tempat terakhir seorang itu di surga atau neraka, hal-hal demikian itu adalah perkara yang hanya bisa diputuskan oleh Allah sendiri. Allah yang menciptakannya, ia Maha Tahu apa yang ada di hatinya, dan dalam keadaan apa ia meninggal. Petunjuk Nabi adalah obat untuk penyakit hati, fikiran, dan tubuh kita."

Demikianlah pendapat Habib Ali Al-Jifri yang saya terjemahkan ke Bahasa Indonesia meski mungkin terjemahan saya agak kurang di sana sini. Saya pribadi amat sangat setuju dengan cara pandang seperti ini, dengan sudut pandang seperti ini kita menjadi seorang yang beragama dan sekaligus memanusiakan manusia, melihat manusia dengan kacamata rahmat dan kasih sayang. Karena bagaimanapun kemanusiaan itu adalah wadah dari keberagamaan. Saya berharap dan berdoa semoga lebih banyak para 'alim ulama' yang menyerukan perdamaian seperti Habib Ali Al Jifri ini, meskipun saya tahu resikonya pastilah sangat besar, akan ada yang menuduh kafir, menuduh sesat, bahkan mungkin sampai pada ancaman jiwa.

No comments:

Post a Comment