Ngopi Neng Warung

mmmmrronnn.................masihkah kamu masih ngopi dan melek sampai subuh

'nekatnya debat kusir sampai pagi di kos-kosan pasar minggu ditemani jagung dan ketela rebus' cuma membahas komputer dan jagad unik ini.
Sejak lulus kuliah, kami sibuk dengan dunianya sendiri. Memang itulah hidup, seperti burung yang setiap pagi keluar sarang dan terbang mencari makna hidup lalu sore harinya pulang kandang. Gak jauh beda dengan imron, lelaki tulen asal Pandeglang, Banten. Setelah lama sibuk dengan dunianya sendiri, aku dikejutkan dengan namanya tertulis di jejaring sosial.
Meski sebelumnya aku kadang ingat masa ’muda’ sewaktu kumpul dulu. Kuliah bareng, ngontrak bareng, pindah kos-kosan bareng, makan,minum, tidur, naik gunung, jalan-jalan, belajar, debat, diskusi dan semuanya dilakukan bersama-sama.
Tapi yang paling kuingat adalah, ngopi, merokok, kaos putih lusuh dengan lengan dipotong, celana jeans dipotong pendek, kata-kata lugas, berbobot, mendalam, senyum gingsul dan alur pikiran yang kadang rumit dan kadang sederhana. Kalau urusan wanita muda, dia jagonya.
Aku banyak mendapat inspirasi dari dia, terutama masalah komputer, filsafat, tarekat, debat, diskusi, berjiwa tenang dan sabar, santai tetapi menggoda kaum hawa.
Kalau sekarang ini lagi kumat, aku bisa telpon dia 3 jam lebih tanpa putus (kecuali pulsa habis). Sebaliknya juga, dia kalau sudah penasaran bisa telpon aku setengah hari putus-putus (alasannya baterai drop). Semua tema bisa jadi materi pembicaraan.
Yang gak kuduga adalah imron niat mau punya bisnis sampingan. Jauh sebelum itu, dia bertanya padaku ’apa bedanya suap, hadiah, hibah, gratifikasi”. ”Bolehkan saya menerima hadiah karena saya PNS ?” kata dia sewaktu telpon aku di siang bolong. Selalu kusarankan, yang penting niat kalian apa ? dan caranya bagaimana ?. banyak dalil dan pasal yang aku kupas untuk menjelaskan ini dan itu. Tapi tetap saja dia percaya bahwa dia gak boleh menerima hadiah.
Terakhir aku tanya, apakah kamu sudah kaya ? kata imron, belum sih... dibawah rata-rata temenmu. “padahal aku juga pengen kaya”.
‘OK kalau begitu mron, jangan lihat siapa yang bicara.’ Aku tegaskan pada dia. Karena imron kadang under estimate padaku. (he heh hoooooo). ’Tuhan akan memberikan rejeki pada kita dengan berbagai cara. Kalau kamu gak mau menerima hadiah dan kamu PNS, agak sulit jika mau hidup mewah’, kataku padanya. ’Kalau mau, kamu bisnis supaya ada jalan menuju kaya.’ Kutandaskan supaya imron merubah diri.
Beberapa waktu kemudian, aku telpon dia ternyata sedang pelatihan bisnis jamur di pesantren. Wah.... hebat juga dia. Secepat itu mulai merintis karir baru jadi pengusaha.

No comments:

Post a Comment