Ngopi Neng Warung

STAY FOOLISH, STAY HUNGRY

STAY FOOLISH, STAY HUNGRY

Saya orang awam, jauh dari kemampuan menjawab masalah fiqh apalagi berfatwa. Saya orang awam, tidak mampu memahami al-Quran dan hadits terlebih pada perkara ahkam (hukum agama) secara langsung tanpa pemahaman ulama. Sudah semestinya hanya mengikut apa kata guru yang alim. Tetapi sungguh ironi, saya seolah-olah ahli tafsir bermodal terjemah al-Quran.

Berlagak pula merasa pandai menilai derajat hadits, padahal hanya bermodal buku kumpulan hadits yang disertai keterangan "Dishohihkan oleh Syaikh", "DIdhoifkan oleh Syaikh" .

Tidak karuannya lagi, tiba-tiba mengkritik pendapat ulama madzhab hanya bermodal satu dua hadits. "Kita tidak boleh taqlid buta"....."Hey hukum dari masalah itu adalah tidak boleh, tidak sah, hadits yang digunakan dhoif. Yang benar adalah ini, haditsnya lebih shohih".

Saya juga merasa menguasai banyak madzhab Fiqh bermodal buku terjemah Perbandingan Fiqh 4 madzhab lalu merasa layak mentarjih, memilih pendapat mana yang paling kuat.

Apabila dibawakan dalil dari pendapat lain, saya berujar dengan prkataan Imam Syafii , "Apabila ada hadits yang shohih, maka itulah pendapatku". Apabila diberi nasihat beserta dalil pendapat ulama mu'tabar, saya mengutip kalimat Imam Malik , "Semua orang bisa ditolak pendapatnya, kecuali yang ada di makam itu (Rasulullah)"

Apabila kapabilitas dan kemampuan ilmu agama saya ditanyakan, maka saya akan menyebutkan "Lihatlah apa yang disampaikan, bukan lihat siapa yang menyampaikan"

Bila saya disuruh diam saja, saya akan berkata, "Sampaikanlah walaupun satu ayat"

Bila saya dikritik, saya akan berucap, "Begitulah dakwah, banyak yang tidak suka, semoga antum diberi hidayah"

Sampai tahap ini, saya tidak tahu bahwa diri saya tidak tahu atau jahil murakkab (kuadrat). Sampai tahap ini, saya seolah-olah belajar padahal tiada seujung kuku pun.

Oleh karena itu salah satu faidah belajar, menuntut ilmu dengan guru bukanlah untuk (merasa) pandai. Tapi tuntutlah ilmu sampai (merasa) bodoh. Stay foolish, stay hungry. Bodoh dan bodoh, karena begitulah hakikat seorang hamba.

No comments:

Post a Comment