Ngopi Neng Warung

Mengejutkan, Ternyata Warung Remang-Remang Semakin Merajalela

Ngopinengwarung- Memang luar biasa budaya nusantara kita, setiap masa ada perubahan pola hidup dan pola makan warganya. Pergeseran perilaku ini merambah dari kota sampai pelosok desa. Dari orang tua sampai remaja. Tidak ketinggalan menjamurnya warung remang-remang. Selama ini warung remang-remang identik di kota besar saja atau kawasan tertentu saja, tetapi sekarang ini tidak demikian Warung remang-remang memang merajalela sampai hampir seluruh jalanan, baik yang aspal atau hanya jalan tanah.

Warung remang-remang yang dimaksud adalah warung angkringan, atau warung kopi sore dan malam hari di pinggir jalan. Warung kopi ini sangat unik, menyajikan makanan minuman sederhana hanya untuk sekedar mengganjal perut saja. Menu yang disajikan adalah sego kucing atau nasi kucing atau nasi bungkus kecil dengan lauk sederhanan, aneka gorengan seperti tempe, tahu, tahu bacem, tempe bacem, sundukan telor, sundukan jeroan, cakar, kepala, krupuk, sundukan usus dan lauk ringan lainnya. Sedangkan minumannya adalah teh, es teh, kopi, susu, kopi susu dan tidak lupa air putih. Disitu juga ada ceret berisi air panas. 

Warung ini lokasinya dipinggir jalan, atasnya terpal dan pakai gerobak. Disediakan bangku panjang biasanya 2 buah. Lokasi warung remang-remang ini biasanya ditrotoar jalan, pojok jalan, samping pagar rumah. Warung ini mulai beroperasi mulai sore jam empatan, sampai malam jam satu dinihari. Lampunya biasanya listrik dengan watt kecil. Pengunjungnya kebanyakan anak muda dan pekerja yang lewat. Atau warga kampung yang sekedar mau kopi dan ngobrol bersama mitra bisnisnya.


Tentu saja untuk buka usaha warung ini tidak perlu ijin berlipat dan rumit yang gak kelar berbulan-bulan. Ijin cukup ke penguasa lokal saja. Gak perlu materai. Yang penting warga sekitar atau pemilih pagar mengijinkan, bisa juga langsung buka.


Jaringan warung remang-remang ini memang dahsyat. Ada pengusaha yang punya puluhan cabang warung, tetapi ada juga warung yang dikelola perorangan bersama aggota keluarga. Kalau punya  jaringan warung, biasanya pemilik hanya menyediakan menu dan fasilitasnya, sedang pekerja cukup menjual dan setor uangnya.


Yang perlu diwaspadi oleh pembeli adalah menunya harus sesuai kondisi badannya. Jangan sampai sedang sakit kolesterol, makan sundukan jerohan. Memang menunya sebatas itu dan biasanya tidak banyak pilihan, sehingga ya itu saja yang harus dimakan.


No comments:

Post a Comment