Ngopi Neng Warung

Palestina dan Arab

🍎 MAAF PALESTINA, KEMERDEKAAN KALIAN BUKAN INVESTASI MENGUNTUNGKAN BAGI REZIM-REZIM ARAB PETRODOLLAR
by : Ahmad Zainul Muttaqin

Tulisan ini adalah edisi penyempurnaan dari tulisan saya di Kompasiana pada November 2015 lalu, sebuah analisa singkat mengenai apa sebenarnya penyebab Palestina begitu tersingkirkan dari list jihad para "mujahidin" takfiri dan para sponsornya. Dan kenapa mereka justru lebih memilih Suriah sebagai medan "jihad". Tulisan ini juga telah dimuat beberapa media online.



Mengapa Rezim-rezim Arab yang kaya minyak seperti Saudi, Qatar dan Turki tidak pernah mengirimkan senjata bagi para pejuang Palestina? Tapi sebaliknya, mereka begitu jor-joran menghabiskan Milyaran US Dollar untuk mempersenjatai para militan "mujahidin" binaan mereka di Suriah?

Jawabannya simpel, karena tidak ada benefit ekonomis yang menguntungkan bagi kantong-kantong mereka dengan mempersenjatai Palestina, hal sebaliknya justru berlaku jika mempersenjatai para militan di Suriah.

Perlu diketahui, Palestina selama puluhan tahun berjuang demi kemerdekaannya sendiri melawan pendudukan Zionis Israel di tanah mereka. Perjuangan mereka didasari pada nasionalisme dan resistensi demi tanah air mereka.

Pertanyaannya adalah: Jika Palestina meraih kemerdekaan, apa untungnya bagi Rezim-rezim Petrodollar semacam Saudi, Qatar dan Turki?

Dengan berat hati saya katakan TIDAK ADA! Mempersenjatai Palestina akan mendatangkan sanksi sosial yang amat berat di dunia Internasional dan para sekutu barat mereka, dan juga tentu membutuhkan dana yang tidak sedikit. Mempersenjatai perjuangan sebuah entitas militan ibarat investasi yang tidak mungkin gratis, tentu ada harapan timbal balik dibalik itu. Dan apa yang bisa didapat para sekutu USA seperti Saudi, Turki dan Qatar dengan kemerdekaan Palestina? Tidak ada, justru itu adalah bencana.

Dan apa masih jadi pertanyaan kenapa tiga negara tersebut sampai hari ini tidak pernah menyuplai barang sebiji peluru pun untuk mempersenjatai pejuang Muqawwamah Palestina? Keuntungan apa yang didapat dengan itu? Apa mereka akan mengkhianati sekutu utama mereka USA dan NATO beserta basis-basis militer USA yang bercokol di negeri mereka?

Sebaliknya, mempersenjatai para teroris yang mengacau di Suriah sangat menguntungkan dari segi ekonomi maupun politik. Jika Presiden Suriah Bashar al Assad jatuh, jalur ekspor minyak dan gas mereka ke Eropa, ke Barat dan Timur akan mereka kuasai. Itu artinya apa? Duit akan mengalir tiap detik walau anda cuma tidur dan ongkang-ongkang kaki. Ya ini baru satu variabel, yaitu urusan perut.

Pada 2009, Qatar pernah mengajukan proposal agar Assad melegalkan jalur pipa gas alamnya melintasi Suriah dan Turki untuk menuju Eropa. Bashar al Assad dengan gaya cueknya menolak proposal ini. Dan pada 2011, ia justru menjalin kerjasama dengan Iraq dan Iran untuk membangun jalur pipa migas ke Timur.

Tentu Qatar, Saudi dan Turki adalah pihak yang paling sakit hati dan merasa dirugikan oleh keputusan ini. Khayalan mereka untuk mendapat pemasukan Milyaran dollar dari ekspor Migas buyar seketika. Lalu apa anda terkejut jika hari ini Saudi, Qatar dan Turki menjadi negara-negara yang paling getol mensponsori dan mempersenjatai para militan yang hendak menggulingkan Presiden Assad?

Come on, please jangan terlalu naif dengan terbuai bualan indah bahwa ketiga negara tersebut sedang berjuang membela Ahlusunnah dari kekejaman "Rezim Syi'ah" Assad. Jika ketiga negara tersebut benar-benar ingin membela Ahlusunnah, mengapa mereka tidak membela Palestina secara militer atau minimal mengirimkan persenjataan pada para pejuang Palestina yang menghadapi Israel? Bukankah Palestina itu mayoritas mutlak Ahlusunnah? Dan musuh yang dihadapi pun jelas Zionis Israel. Apalagi Palestina sudah tertindas selama 68 tahun. Mana semboyan mereka tentang "Membela Ahlusunnah"? Apa itu hanya berlaku saat menghadapi Syi'ah tapi tidak jika menghadapi Zionis? Di era informasi ini, bodoh adalah pilihan!

Lalu kenapa USA dan NATO juga sangat berambisi menggulingkan Assad? Karena mereka dan ketiga negara diatas adalah sekutu dan mitra bisnis utama. Keputusan Assad akan menguatkan posisi Iran secara ekonomi maupun politis dalam pasar tambang Migas di Timur Tengah dan mengecilkan pengaruh USA dan sekutunya. Apa USA rela? Mimpi! Suriah adalah potensi SDA yang terlalu mahal untuk tidak direbut. Posisi geografisnya terlalu strategis untuk dibiarkan dikuasai Rezim yang tidak bisa diajak kompromi soal tambang emas hitam.

Lalu bagaimana cara menggulingkan Rezim yang "Tak Bersahabat di Kantong" ini?

Mengingat mayoritas rakyat Suriah masih sangat mendukung pemimpinnya (Lihat hasil pilpres Juni 2014), maka satu-satunya jalan adalah impor puluhan ribu militan asing untuk menutupi kekurangan SDM pemberontak.

Lalu siapa yang bisa dimanfaatkan untuk ini?

Siapa lagi kalau bukan kaum "sumbu pendek" (maaf beginilah biasanya saya menyebut mereka). Mereka punya potensi luar biasa, punya otot, punya militansi dan semangat jihad luar biasa, namun sayangnya mereka kurang ditunjang dengan nalar dan otak, atau lebih tepatnya kurang memfungsikan karunia akalnya (dan memang harus begitu demi misi ini).

Lalu apa yang bisa menggerakkan potensi akbar ini untuk pergi ke Suriah menggulingkan Rezim tak bersahabat tersebut?

Hanya satu, kaum sumbu pendek ini sangat mudah terbakar dengan isu-isu SARA. Jiwa ashobiyyah (fanatik kelompok) mereka sangat kuat, dan Saudi dkk sangat mengetahui potensi besar ini. Apalagi ditambah pemerintahan Assad yang memiliki para sekutu dekat seperti Iran, maka ditebarkanlah isu-isu sektarian soal Sunni vs Syi'ah, bahwa Rezim Assad membantai kaum Ahlusunnah, muslim Ahlusunnah memberontak melawan Rezim Fir'aun Nushairiyah bla.. bla.. dengan segala cara dihalalkan, bahkan sampai membuat lelucon Assad mengaku Tuhan dll walau harus menggunakan foto dan video-video Hoax dan rekayasa sekalipun.

Dan siapa lagi yang bisa termakan dengan propaganda-propaganda murahan seperti ini selain para "sumbu pendek"?

Industri Takfirisme memang sangat potensial. Dengan potensi kebodohan yang begitu besar ini, maka sangat mudah untuk memobilisasi orang-orang tersebut untuk mengacau di Suriah dengan dalih jihad, penegakan Khilafah, dan janji surga beserta 72 bidadarinya.

Dalam 5 tahun terakhir, sudah puluhan ribu " jihadis" dari seluruh dunia (kabar terakhir sudah lebih dari 126 negara termasuk Indonesia) ramai-ramai ber"jihad" ke Suriah. Hal yang tidak pernah terjadi untuk Palestina sekalipun walau sudah hampir 70 tahun dizalimi Zionis.

Suriah yang sebelumnya merupakan penampung terbesar pengungsi Palestina, kini justru berubah jadi penghasil pengungsi terbesar. Kehadiran puluhan ribu militan impor bersenjata itu telah memaksa jutaan warga Suriah asli mengungsi dari negerinya sendiri dalam kurun 4.5 tahun terakhir. Hal yang tidak pernah terjadi sejak Assad berkuasa 16 tahun lalu, bahkan sejak era Hafez al Assad 46 tahun lalu.

Kini Suriah malah dipenuhi kelompok-kelompok teroris asing bernamakan ISIS, Jabhat Nushrah, FSA, Ahrarus Syam, Jayshul Islam, Jayshul Fath dengan para komandannya masing-masing dan sponsornya masing-masing (yang sama-sama sudah kita ketahui). Kelompok-kelompok asing yang dari nama-namanya saja terdengar sangat asing di telinga rakyat Suriah yang hidup dalam damai sejak ribuan tahun. Kini Suriah dipenuhi oleh tamu-tamu asing tak diundang yang penduduknya sejak ribuan tahun lalu begitu menghargai kemajemukan dan pluralitas.

Saya jadi teringat dengan pernyataan pemimpin Hizbullah Sayyid Hasan Nasrullah berikut, jika investasi Milyaran dollar yang dikeluarkan rezim-rezim petrodollar itu digunakan untuk mempersenjatai pejuang Palestina untuk melawan Zionis, pasti Israel sudah musnah. Tapi sayangnya mereka lebih memilih untuk menghabiskan milyaran US dollar tersebut untuk mempersenjatai para teroris binaan mereka di Suriah. Mereka lebih suka mengarahkan moncong senjatanya untuk membunuh sesama manusia dengan dalih jihad dan khilafah.

Andai puluhan ribu "jihadis" itu diarahkan untuk berjihad ke Palestina untuk melawan Israel, pasti Israel sudah hancur. Andai semua bom bunuh diri yang mereka lakukan untuk menargetkan wilayah-wilayah sipil di Lebanon, Suriah, Iraq, Yaman, Nigeria, Pakistan dan Afghanistan itu mereka gunakan untuk memerangi Zionis, maka Israel pasti sudah lenyap.

Tapi sayang, mereka justru berlomba-lomba menghancurkan negara tulang punggung Muqawwamah yang sudah puluhan tahun menyuplai logistik dan persenjataan kepada gerakan-gerakan muqawwamah Palestina. Tapi sayang, arah fulus para durjana ternyata lebih kuat bertiup ke Suriah dibanding Palestina. Tapi sayang, membantu Palestina ternyata bukan investasi yang menguntungkan bagi kantong-kantong mereka.
@ Semoga Bermanfaat 🍎