Ngopi Neng Warung

AKU PONDOKKAN PUTRAKU KE ISTANA

AKU PONDOKKAN PUTRAKU KE ISTANA
.
Di masa silam, bangunan asli pondok pesantren terbuat dari kayu dan bambu. Bentuk bangunannya dibuat sama. Dan para santri, -baik yang berasal dari keluarga kaya atau miskin- menempati kamar pondok yang sama. Ditengah pondok ada musholla.
.

Letak pondok pesantren biasanya jauh dari perkotaan dan pasar. Ini menjauhkan para santri dari sikap konsumtif dan membiasakan mereka dengan gaya hidup bersahaja dan sikap sama rata.
.
Tubuh para santri biasanya kurus kurus. Makan kurang adalah hal yang biasa. Paling banyak, mereka makan hanya dua kali sehari.
.
Tetapi hari ini, banyak pondok pesantren modern dengan bangunan yang lebih megah dari istana. Dan para orangtua justru paling suka mengirim putra putrinya kesana. Gaya hidup tirakat yang khas pondok berubah menjadi gaya hidup mahasiswa kost..
.
Di dalam pondok sudah disediakan koperasi yang menjual barang dagangan komplit layaknya swalayan. Santri yang punya cukup uang bisa membeli apa saja. Bahkan, baju yang mereka kenakan sehari hari bermerk internasional seperti Gabriel, Emba, Clavin Klein, dan lain sebagainya.. Dan baju bermerk seperti itu justru dijual di dalam koperasi Pesantren. Ajaib !
.
Entah, apakah hari ini tinggal di pesantren masih layak disebut "mondok" ataukah "ngekost". Sebab hidup yang dinikmati para santri kini bukan lagi ala pondok tapi ala Mahasiswa Harvard.


copas dari fb