Ngopi Neng Warung

Pengertian tasawuf

…hingga dia KU cintai
Apabila ia telah Ku cintai
Jika  ia melihat AKU lah matanya
Jika  dia berjalan AKU lah kakinya
Apabila dia bermohon niscaya KU kabulkan…
Hadist Qudtsi

Tasawuf bukan membaca buku-buku Tasawuf dan mengkaji dari berbagai teori tasawuf seperti Ibnu Arabi, Syadzili, Qodiri, Maulana Rumi seperti banyak kajian tasawuf diberbagai Masjid
saat ini. Itu hanya baru mempelajari mengenal tasawuf bukan bertasawuf. Sangat berbeda jauh antara bertasawuf dan mempelajari buku atau hadir dalam ceramah tasawuf jauh, dampak dan pemahamannya bagai setetes air dibanding samudera. Bertasawuf adalah melaksanakan dzikir dan mengambil Mursyid dengan berbaiat. Bila ia mendengarkan ceramah dari Mursyid tasawuf yang Wali Allah, maka ia akan mendapatkan ilmu sekaligus Hikmah.
Ilmu seperti sebuah mobil yang bagus bentuknya. Hikmah seperti Bahan Bakarnya. Begitu banyak orang yang bangga dengan keindahan ilmunya, tetapi tanpa bahan bakar hikmah ia tetap diam ditempat tidak akan pernah kemana-mana. Banyak sekali orang tidak menyadari akan pentingnya Hikmah, berlomba-lomba orang menghapal ilmu pada akhirnya tidak akan bisa menyelamatkan dirinya sendiri.
Hikmah didapatkan dari mendengarkan langsung dan bersama Wali Allah, sementara ilmu dari ulama biasa kadang membebani. Hikmah tak dapat terlupa dan menguatkan, sementara ilmu ketika kita sudah tua, maka yang menghancurkan ilmu adalah LUPA ( Hadist Nabi saw).  Seorang profesor dan anak SD kalau sama-sama tertidur apabila kita tanyakan sesuatu sama-sama tidak bisa menjawab, karena ilmunya tersimpan dalam otak dan tentu tidak akan berkerja kalau sudah tertidur. Berbeda sekali dengan seorang Wali Allah yang tidak pernah tidur, rohaninya tetap terjaga sepanjang hayatnya, menjaga dan mengurus murid-muridnya dimanapun mereka berada. Nabi menerima wahyu dari Allah dalam bentuk hikmah bukan ilmu, seorang wali Allah ketika berbicara mengeluarkan energi zikir, saat itulah transper keilmuan berlangsung, makanya ketika kita berhadapan dengan seorang Wali Allah harus benar-benar dijaga hadap (sopan santun) agar transper keilmuan itu dapat berlangsung.
Hikmah adalah langsung mendengar dan bertemu, karena ada dua macam ilmu. Ilmu Awroq ( tulisan) dan Ilmu Azwaq (Rasa). Ketika kita mendengar seorang Kekasih Allah/Wali Allah bicara, maka ilmu rasa yang ditransfer langsung kedalam kalbu kita. Ketika kita menulis dari ceramah Wali Allah, maka yang semula kita terima dalam bentuk Hikmah, berubah menjadi Ilmu. Hikmah adalah RASA, pertemuan langsung dengan Para Wali Allah. Berjamaah dengan wali Allah, bagaikan ibadah 70 tahun, maka carilah para Wali Allah.

No comments:

Post a Comment