Shuhba Mawlana Syekh Muhammad Nazim Adil Al-Haqqani QS
A’uudzubillaahi minasy syaythaanir rajiim
Bismillaahir rahmaanir rahiim
Wash-shalaatu was-salaamu ‘alaa asyrafil Mursaliin Sayyidinaa wa Nabiyyina Muhammadin wa ‘alaa aalihi wa Shahbihi ajma’iin
Bismillaahir rahmaanir rahiim
Wash-shalaatu was-salaamu ‘alaa asyrafil Mursaliin Sayyidinaa wa Nabiyyina Muhammadin wa ‘alaa aalihi wa Shahbihi ajma’iin
((dan
para malaikat berkata) “Mahasuci Engkau, kami tidak mengetahui selain
dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami, sesungguhnya Engkau
Mahatahu dan Maha Bijaksana…” Allahu akbar…wahai Yang Mahatahu,
wahai Yang Maha Bijaksana, ajarilah kami sesuatu yang bermanfaat bagi
kami dan tingkatkanlah pengetahuan kami selalu!)
Ini
adalah tarekat Naqsybandi yang mulia dan pilar utamanya adalah Sohbet,
asosiasi bersama Syekh. Kita meminta, mereka memberi. Jika kita tidak
meminta, mereka tidak akan memberi… Allah SWT berfirman, “Mintalah, Aku
akan memberimu.” Pertama, kalian harus mengetahui dulu apa yang kalian
minta.
Ada
seorang yang Allah SWT kirim kepada seorang Sultan yang besar, Sultan
yang agung. Orang itu datang dengan membawa sesuatu sehingga membuat
Sultan senang dan berkata, “Aku senang kepadamu. Mintalah sesuatu, apa
yang kamu minta akan kuberi. Aku akan memberinya segera.” Kemudian
orang itu mulai berpikir, kira-kira apa yang bisa kuminta? Keledaiku
sangat lapar dan Aku tidak mempunyai jerami… “Oh Sultan, berikanlah Aku
jerami yang banyak.”… Allah, Allah, pintarnya… Apakah kalian
mengerti betapa bodohnya orang itu? Sultan menjadi heran, apakah orang
ini gila atau tidak punya akal? “Berikan apa yang dia minta. Berikan
dia 10 karung jerami, lalu biarkan dia pergi.”
Allah
SWT selalu mengawasi kalian ketika kalian meminta sesuatu kepada-Nya,
dan sebagian besar meminta hal-hal yang tidak berarti. Banyak orang
yang datang kepada saya dan berkata, “Besok Aku akan menempuh ujian,
doakan Aku agar berhasil,” atau “Aku akan lulus, doakanlah untuk
kelulusanku.” Setiap hari banyak sekali yang datang kepada saya dan
berkata, “Wahai Syekh, berdoalah untuk tokoku sebab toko itu sepi
pengunjung.” Yang lain meminta, “Carikan pekerjaan yang baik untukku,
Aku tidak punya pekerjaan.” Atau “Wahai Syekh, mintakan kepada Allah
SWT agar Aku diberi uang lebih banyak.” Setiap hari seorang saudara
mendatangi saya, “Syekh, doakan Aku agar berkaki 4,” maksudnya dia akan
menikah… meminta kepada saya sejak pagi hari sampai waktunya tidur.
Begitu
banyak orang datang dan meminta saya berdoa untuk ini, itu… semuanya
omong kosong. Tidak ada yang datang dan berkata, “Wahai Syekh, doakan
agar Aku menjadi hamba yang diterima di Sisi-Nya.”
“Hallo
Syekh, berdoalah untukku, karena sebentar lagi ada pemilihan. Aku akan
mencalonkan namaku juga, doakan agar hati orang-orang tergerak untuk
memberikan suaranya mendukungku, wahai Syekh.”… Tidak ada orang yang
datang dan berkata, “Wahai Syekh berdoalah agar Aku menjadi dekat dengan
hamba Allah SWT yang tercinta, Sayyidina Muhammad SAW, agar Aku menjadi
tetangganya di Surga.”… Tidak ada yang datang dan berkata, “Wahai
Guruku, doakanlah agar Aku dekat dengan Allah SWT.”
Oleh
sebab itu, kalian harus meminta. Tetapi kalian harus mengetahui apa
yang kalian minta, dan dari siapa kalian meminta. Jika kalian akan
pergi ke desa, kalian bisa meminta jerami di sana, tetapi bila kalian
mengunjungi istana Sultan, tidak pantas meminta jerami. Jika kalian mau
menggunakan akal kalian, ia dapat menunjukkan mana yang benar. Jika
kalian meminta dalam hati, hati kalian mungkin akan menyalahkan kalian
dan mengatakan, “Aku malu di hadapan Tuhan Pemilik Surga, kau meminta
sesuatu yang tidak bernilai bagi-Nya.
Kalian
harus tahu tentang kehidupan di planet ini, dan kalian juga harus
mengetahui kehidupan akhirat nanti yang abadi. Dia senang bila
hamba-Nya minta keabadian… sebuah kata yang manis…abadi. Bahkan dalam
bahasa kalian pun (eternity), Saya menyukainya… Sermedi,
keabadian yang kekal… mintalah keabadian itu kepada Allah SWT. Nikmat
yang tidak terhingga berasal dari-Nya. Mengapa kalian tidak meminta?
Kalian hanya meminta sesuatu yang nilainya tak lebih dari sekedar
jerami, bahkan jauh daripada itu.
Oleh sebab itu, kadang-kadang saya merasa malu membaca al-Fatiha hanya demi permintaan dan harapan seseorang, dan saya berkata, “Wahai Tuhanku, aku membaca al-Fatiha atas nama orang ini, dan atas semua permintaan yang diajukan oleh setiap orang dari umat Kekasih-Mu melalui Fatiha ini. Kabulkanlah permintaan mereka.” Saya tidak suka berhenti dan membaca satu al-Fatiha
untuk satu orang saja, tidak. Itu bagaikan orang yang ingin berburu;
ia membawa senapan dan ketika menemukan seekor lalat ia berkata, “Aku
harus menembaknya!” “Apa yang kau tembak?” “seekor
lalat”… Memalukan sekali menembak seekor lalat, lalu mencoba
menemukannya. Lalat itu mungkin sudah terbang menghilang atau tertembak
dan hancur…
Kalian
membuat hidup yang sementara ini sebagai target, kalian minta agar bisa
meraih sesuatu dan menembak tanpa mencapai target itu. Sementara
kalian semakin tua, sebelum kalian mendapatkan apa yang kalian inginkan
dari Allah SWT; baik itu menaranya Namrud, seratus rumah, toko, bisnis,
atau perusahaan… Akhirnya di akhir hayat kalian, apa yang kalian tembak
akan lenyap, lalu kalian berlari untuk mencari apa yang kalian tembak
itu… mencari-cari tetapi kalian tidak menemukan apa-apa… “Oh, tembakanku
terlalu dahsyat sehingga targetnya hancur… tidak ada tanda-tanda
keberadaannya!”
Oleh
sebab itu penting sekali agar setiap orang meminta sesuatu yang
berharga dari Allah SWT, karena Dia akan memberikannya kepada kalian.
Kalian harus membuat-Nya senang, dan bila Dia senang kepada kalian, Dia
akan berkata, “Wahai hamba-Ku, segalanya untukmu.”
Mengapa
kalian tidak mencoba untuk membuat Allah SWT senang kepada kalian?
Cobalah untuk membuat-Nya senang, Dia akan membuat kalian bahagia.
Dalam segala hal, kalian harus merasa senang.
Wa min Allah at tawfiq
Sumber : muhibbunnaqsybandi
No comments:
Post a Comment