KITA DICIPTAKAN
Pak
Djohan Effendi baru saja pulang dengan tenang, kembali ke asal,
kemarin, 17.11.17 di Geelong, Victoria, Australia. Ia dilahirkan di Hulu
Sungai Selatan, Kalimantan Selatan, 78 tahun lalu. Semoga Allah
merahmatinya.
Bukan
hanya Pak Djohan. Tak terhitung orang yang telah kembali, dan semua
orang pasti akan kembali ke asal tanpa mereka sendiri tahu kapan
waktunya dan di mana sebagaimana juga mereka tidak mengerti mengapa ada
dan muncul di dunia ini di tempat itu waktu itu.
Abdurrahman Badawi, filsuf eksistesialis dari Mesir bilang :
بالصدفة اتيت الى هذا العالم وبالصدفة ساغادر هذ العالم.
"Tanpa kehendak kita, kita hadir di sini, dan tanpa kehendak kita pula, kita akan meninggalkan tempat ini".
Ya,
aku pikir tentu saja bukan hanya kedatangan kita ke dan kepulangan kita
dari dunia ini yang tanpa kehendak kita. Tubuh, wajah dan kulit kita
menjadi seperti adanya juga bukan kehendak kita. Kelahiran kita di suatu
tempat pada waktu tertentu juga bukan atas pilihan kita. Kita ini
diciptakan Tuhan sebagaimana adanya kita dalam ruang dan waktu yang
dikehendaki-Nya.
"Apakah menjadi mukmin atau menjadi non mukmin juga bukan kehendak kita?", sergah seorang teman.
Ini
pertanyaan yang menarik sekaligus selalu diperdebatkan orang sepanjang
masa di banyak tempat. Tetapi Imam Abu Hamid al-Ghazali, mengatakan :
الإيمان نور يقذفه الله في قلوب عباده عطية وهدية من عنده.
"Iman adalah cahaya yang diletakkan Allah di dalam hati hamba-hamba-Nya, sebagai anugerah dan hadiah dari-Nya".
Jika
begitu, maka sungguh sangat tidak patut kita merendahkan manusia,
semata-mata dia manusia, siapapun dia dan dengan lekatan primordial
apapun dia, karena dia juga diciptakan Tuhan sama seperti kita. Dan
semua ciptaan Tuhan yang ada di alam semesta ini tidak ada yang
diciptakan secara salah atau sia-sia. Al-Qur'an menyatakan :
ربنا ما خلقت هذا باطلا . سبحانك فقنا عذاب النار
"Wahai
Tuhan kami. Tidaklah Engkau ciptakan semua ini sia-sia (keliru atau
salah). Mahasuci Engkau. Maka lindungi kami dari siksa neraka". (QS.
Ali-‘Imran: 191)
Oleh karena itu betapa menarik dan indahnya kata-kata Ibnu Arabi sang bijak-bestari ini :
لا تحتقر احدا. ولا شيءا فان الله لا يحتقره حين خلقه
"Jangan rendahkan siapapun dan apapun, karena Tuhan tidak merendahkannya saat menciptakannya".
Kata-kata
bijak ini pernah aku sampaikan ke Pak Djohan, di suatu kesempatan.
Beliau mengangguk-angguk dengan wajah berbinar dan bola mata yang
mengembang air.
No comments:
Post a Comment