ngopi neng warung
31 Jenis Kopi Di Indonesia
7 Jenis Kopi Paling Enak dan Terkenal di Dunia
7 Jenis Kopi Paling Enak dan Terkenal di Dunia
8 JENIS KOPI YANG ADA DI DUNIA
8 JENIS KOPI YANG ADA DI DUNIA
- Kopi Arabika
20 Jenis Kopi Yang Populer di Indonesia dan di Dunia
20 Jenis Kopi Yang Populer di Indonesia dan di Dunia Yang Patut Anda Coba
Jenis Jenis Kopi Nikmat
JENIS JENIS KOPI
Motivasi Hidup Berani Sukses
Kita saat ini beruntung, dapat banyak belajar dan mencari ilmu dengan mudah. Tetapi kemudahan itu tidak serta merta membuat kita kuat dan tahan banting. Semua memanjakan hidup kita sehingga kita rapuh dan rentan. Cengeng.
Kita semua mempunya impian, punya cita-cita
Kita semua punya ketakutan, kegelisahan...
Rahasia sufi tidak marah
INILAH RAHASIA SUFI TIDAK MARAH WALAU DIBULI DAN DICACI
Tasawuf itu revolusi spiritual yang radikal. Orang sufi kalau ngomong tidak peduli mau ditanggapi positif atau negatif, bahasa kasarnya ndablek, bahasa halusnya lillahi ta'ala. Ketika gagal tidak putus asa atau minder, ketika mendapat pujian tidak sombong, itu orang tasawuf. Gusdur itu ndablek haha. Sekarang kalau ada orang ngejek saya, membuli saya, mas Ulil, Mas Muqsith atau Gusdur, semua yang diucapkan manusia ini adalah kalimat Allah sebenarnya, ya biarkan saja wong kalimat Allah kok. Kalimat Allah, kalamulllah melalui mulut orang itu. Ada orang menjelekkan saya ya itu kritikan dari Allah. Kalau ada orang muji-muji saya, ya itu amal kita diterima oleh Allah. Nggak usah sombong. Dan nggak usah minder kalau dicaci-maki, wong itu kalamullah kok. Paham atau nggak?!.
Tasawuf bukan urusan ibadah, orang rajin ibadah belum tentu tasawuf. Tasawuf bukan Akhlakul Karimah, orang terlihat berakhlak baik belum tentu hatinya betul-betul baik. Belum tentu sikapnya itu menjadikan maqom dalam hatinya. Bukan pula ilmu hikmah. Definisi awal Tasawuf adalah mencari kebenaran dan berpaling dari kepalsuan, karena kita ini hidup di alam penuh kepalsuan. Ada kepalsuan gelar, kepalsuan gamis, kepalsuan jenggot, kepalsuan dasi, kepalsuan jas, ada kepalsuan jabatan dll.
Usahakan anda ini kalau melihat sesuatu, hakikatnya, kebenarannya, jangan kamuflase lahirnya. Usahakan. Lihat perempuan cantik pelan-pelan, lihat lagi benar-benar cantik apa nggak?. Melihat orang tinggi besar pakai sorban lantas wow, halah orang yang kluyar-kluyur di Jawa Timur itu hanya guru ibtidaiyah di (arab) sana, orang penting tidak mungkin kluyar-kluyur ke jawa timur, dia sibuk. Dia punya pekerjaan berat di sana, tidak mungkin seenaknya berminggu-minggu berbulan-bulan kluyar-kluyur di Madura dan di Tapal Kuda.
Orang Madura dan tapal kuda itu kalau ada orang pakai gamis, wodooow, pada rebutan cium tangan sama ngasih uang ada yang 100 ribu, dua puluh ribu, kalau hanya bersarung dan berbaju batik seperti saya ini dianggap tidak begitu islam, ini namanya masih terjebak dengan penampilan dan pakaian, masih belum mendapatkan hakikatnya.
Sekali lagi mari kita belajar bagaimana melihat atau menilai seseorang itu hakikatnya, jangan sampai tertipu oleh kepalsuan.
Kemudian definisi tasawuf berkembang lagi. Dzun Nun Almishri mengatakan tasawuf itu selalu mendahulukan Allah mengalahkan segalanya, maka Allah akan mendahulukan kita mengalahkan lainnya. Dzun Nun Al-Mishri ini terkenal punya banyak cara mendekatkan diri kepada Allah diantaranya melalui suara yang indah, musik yang indah. Beliau punya pandangan musik itu suara kebenaran bukan kebohongan, yang bohong itu mulut manusia. Musik adalah suara universal, suara haq yang bisa menggugah hati mencapai hakikat. Maka kita tidak heran ketika melihat thariqat maulawiyah selalu mengiringi dzikirnya dengan seruling. Barangsiapa mendengarkan musik dengan tulus ikhlas akan menemukan hakikat, barangsiapa mendengarkan musik dengan hawa nafsu maka akan menjadi zindiq. Jadi teori Dzun Nun al-Mishri agar kita bisa segera mencapai hakikat maka diantar dengan musik. Lepas dari Fiqh semua ini.
(KH Said Aqil Siradj, diposting oleh Channel Youtube Kajian Al-Qur'an Pesantren Al Kap tahun 2020)
Jerat kapitalisme
Kapitalisme bisa mengkamuflase kebatilan terasa nikmat bak sepotong tiramisu dingin.
Kalau sosialisme-komunisme secara frontal menyerang agama, bahkan menculik dan membunuhi tokoh agama, ideologi sekulerisme-kapitalisme justru membelai dan memanjakan agama dan tokoh-tokoh agama. Itu tidak lepas dari sekulerisme sebagai akidah jalan tengah, kompromi antara agama dan dunia. Agama boleh tetap ada, tapi jangan terlalu campur tangan urusan dunia apalagi politik dan kekuasaan.
Ratusan bahkan ribuan mesjid boleh dibuka, bahkan difasilitasi, ceramah keagamaan boleh masuk tivi bahkan ke ruang istana, tapi jangan menuntut kekuasaan berbasis agama. Cukuplah kekuasaan agama diwakili anggota parlemen tapi jangan mengusik konstitusi apalagi punya pikiran untuk mengganti ideologi ini.
Kapitalisme menawarkan setengah ‘surga’ untuk kaum agamawan. Bank-bank syariah bisa eksis begitupula sistem riba khas kaum kapitalis. Jilbab dan cadar silakan bertebaran, tanpa perlu mengusik hot pants. Pernikahan tetap ada sebagai opsi selain gaya hidup cinta satu malam.
Kalau di antara ajaran sosialisme-komunisme ada yang berprinsip semua dikuasai negara, dalam kapitalisme semua bisa jadi bahan bancakan para pengusaha. Para wakil rakyat dengan suara demokratis bisa mensahkan perundang-undangan, agar para penjarah bisa menguasai sumber daya alam. Namun umat seperti tak melihat penjarahan nyata yang lewat di depan mata dan telinga mereka. Sehingga penjarahan demi penjarahan terus berkelanjutan nyaris tanpa perlawanan.
Kaum ideologis kapitalisme ini juga bisa lihai memainkan isu untuk menjatuhkan lawan-lawan. Terhadap rival mereka, komunisme, dihembuskan angin ancaman agar kaum agamawan memberikan perlawanan. Waktu yang bersamaan mereka juga tiupkan ancaman radikalisme dan kekhilafahan, semata agar ideologi sekulerisme-kapitalisme ini tetap eksis menjulang.
Itulah sebabnya sekulerisme-kapitalisme panjang umur ketimbang rival mereka sosialisme-komunisme. Kapitalisme pandai bersiasat dengan kaum agamawan, bermain karet tarik ulur. Mereka tahu kapan kapan mengendorkan ideologi dan kapan mengetatkannya. Sikap politik kapitalisme bertemu dengan prinsip pragmatisme sebagian muslim; ‘daripada nggak?’, ‘daripada dikuasai nonmuslim’, dan prinsip daripada demi daripada itu yang akhirnya melanggengkan kekuasaan ideologi Kapitalisme.
Intinya, kapitalisme bisa mengakomodir sebagian kemauan kaum agamawan. Ini yang membuat sebagian muslim masih tetap merasa aman dan nyaman bernaung di bawah ideologi yang sama rusaknya dengan sosialisme-komunisme
Belajar Fb Ads
Hal-hal yg wajib dipunya sebelum beriklan:
1. Akun Facebook (sudah pasti dong)
Biasanya klo akun FB yang udah bertahun-tahun bisa buat 3-5 BM
Masing-masing BM hanya bisa buat 1 ad-account / akun iklan aja di awal, tp klo akun iklan nya udah spent sekitar 50k-100k per BM bisa nambah 4 akun iklan jadi per BM maksimal bisa sampai 5 akun iklan.
saya pribadi punya puluhan fan page di 1 akun fb saya, kenapa banyak??
Karena saya ngiklan 1 produk untuk 1 fan page, kok begitu?
Karena saya tipe pemain yg hard selling alias gk peduli merk atau brand yg dijual apa.
Ini adalah trik yg saya pakai untuk menghidari RATING SCORE fan page saya agar tidak jelek. Karena klo rating score fan page kita jelek maka performa iklan kita pasti juga jelek.
Kenapa harus pakai website??
Karna saya mau terlihat profesional di mata calon customer saya. ini juga bisa naikkin trust si calon customer ke saya (penjual) klo barang yg saya jual itu beneran asli alias bukan kw kw.
Website juga berguna banget buat setting pixel, custom audience, lookalike audience, dll.
Jadi jangan pelit buat keluar modal beli website, klo mau bisnis nya makin OKE ya wajib punya website.
- Video
- Thumnail
- Ads copy
- Coppy writing
- Landing page
Di tahap ini mengharuskan kita untuk menggunakan adobe photoshop dan premiere pro. Tapi ada trik nya loh biar kita gk perlu repot buka kedua Adobe itu, mau tauu?? Hehe
ini berkaitan sama sistem COD, tp bisa di urus belakangan kok. Intinya harus punya 1 akun penjual dan banyak akun sebagai pembeli.
semoga bermanfaat
Ustads Radikal vs Ustads NU
"Kenapa ustad radikal itu lebih laku daripada ustad NU ?"
Ini pertanyaan besar dari seorang teman melihat tidak adanya jejak ustad NU muda yang terkenal dan digandrungi banyak orang sekarang ini. Yang ada malah banyak dari HTI.
Dan kita coba jawab pertanyaan ini dengan sebuah penggambaran..
Gerak perkotaan yang tumbuh semakin cepat, menciptakan masyarakat yang juga bergerak dengan cepat. Masyarakat urban ini dibentuk oleh situasi dan kondisi kota besar, sehingga mereka punya gaya hidup yang selalu berubah mengikuti trendnya. Semua menjadi serba instan dan mudah didapat.
Perubahan paling jelas terlihat dari perubahan gaya makanan.
Masyarakat kota besar - terutama generasi baby boomer dan milenial - sudah tidak punya banyak waktu lagi untuk makan dengan makanan nuansa kampung dengan sajian komplit diatas piring.
Mereka sudah terbiasa instan dengan adanya mie dan makanan fastfood seperti burger dan pizza. Pokoknya kalau bisa gak bangkit dari tempat duduknya, itu lebih baik..
Dan situasi ini diperkuat dengan semakin murah dan mudahnya mengakses internet...
Ketika manusia urban ini memasuki fase rohani, hukum yang berlaku bagi mereka juga sama. Mereka cukup buka internet dan melihat siapa ustad yang terkenal disana.
Mereka juga lebih sering googling untuk mencari jawaban terhadap pertanyaan dalam benak mereka dan mengamini ketika itu datang dari seorang yang dipercaya sebagai "ustad" oleh banyak orang.
"Banyak" menjadi ukuran kebenaran. Yang dilihat kuantitas jamaah, bukan kualitas ceramah..
Tidak ada lagi diskusi bermalam-malam tentang nilai-nilai. Masyarakat urban hanya butuh fatwa halal dan haram sebagai hukum mereka. Tidak perlu bertanya - apalagi menggunakan logika - kenapa ini haram dan kenapa itu halal.
Semua tersedia dalam bentuk kemasan, tinggal buka bungkusnya, panaskan air dan tuangkan, lalu silahkan makan. Persis mie instant..
Dan ustad2 radikal sangat mengerti ini. Dengan kuatnya jaringan dan sumber daya mereka - termasuk keuangan - mereka membangun konten2 ringkas berisi hukum dan fatwa yang disesuaikan dengan kebutuhan jamaahnya.
Mereka juga berani membeli slot-slot acara di televisi yang mahal, supaya bisa menciptakan "penceramah2" muda dan bisa menguasai teknik berbicara.
Dan acara televisi yang sebenarnya untuk konsumsi kota besar, dikonsumsi pula oleh warga daerah yang sebenarnya "tidak siap makan fastfood", tapi apa daya daripada dibilang ketinggalan jaman..
Bumbu pedasnya ada di "kontroversial".
Ketika kontroversial, maka ia akan semakin dipandang dan dicari. Gak penting ilmu yang dalam, cukup seadanya dan hapal beberapa ayat, lalu berjubah, jadilah ia seorang ustad. Makanya banyak mualaf yang tiba2 menjadi ustad, karena memang diciptakan. Padahal namanya mualaf ia seharusnya harus lebih banyak belajar daripada mengajar..
Inilah yang menciptakan supply dan demand yang besar. Ada penawaran dan ada permintaan. Semua dibentuk oleh pasar. Siapa yang menguasai pasar, dialah yang menguasai pembeli..
Sedangkan NU lebih rumit bagi mereka...
Ibarat makanan, NU ini adalah makanan kampung yang penuh dengan penyajian dan tidak cepat saji. Kalau ditanya "haram" dan "halal", ustad2 NU lebih banyak memberikan opsi supaya orang bisa berfikir dan menentukan pilihannya sendiri.
NU juga - sebagai kelemahan - gagap terhadap teknologi. Ketika ustad2 instan itu sudah menerapkan sistem franchise, orang NU tetap berprinsip "tidak buka cabang". Orang NU lebih senang hadir di acara2 pengajian dan duduk mendengarkan ceramah.
Perbedaan model inilah yang menjadi jurang pemisah yang lebar. Ustad NU kurang mendapat perhatian karena sorot lampu tidak tersedia kepadanya, sedangkan ustad instant lebih hidup ketika ada lampu kamera..
Glek. Mendingan bikin kopi dulu aja..
Konspirasi sains dan bisnis dalam pandemi Covid 19
Konspirasi sains yang dituduhkan oleh sebagian orang itu tentu TIDAK benar. Beberapa contoh:
Islam NUsantara
Oleh: Bukhari Muslim S.Th.I M.Th.I
Ketua Umum Mahasiswa PIN Pusat
Dalam sebuah forum diskusi di arena muktamar NU di Jombang, 2015 yang lalu. Kiai Afifuddin Muhajir menjelaskan bahwa “Islam Nusantara” itu tarkib idhafi. Karena itu, Islam Nusantara memiliki tiga, kemungkinan makna; Pertama Islam Nusantara bermaka Islam yang dipahami dan dipraktekkan kemudian mengintemalisasi dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Inilah pengertian Islam Nusantara dengan memperkirakan adanya huruf jar "fi" pada frase Islam Nusantara (Islam fi Nusantara). Kedua dengan memperkirakan huruf jar "ba" di antara kata Islam dan Nusantara, “Islam bi Nusantara” dengan ini, maka Islam Nusantara menunjuk pada konteks geografis, yaitu Islam yang berada di kawasan Nusantara. Ketiga pengertian Islam Nusantara dengan memperkirakan huruf jar "lam" yang mengantarai kata "Islam" dan "Nusantara". Dengan ini, "Islam" tampak sebagai subjek, sementara "Nusantara" adalah objek. Dengan demikian, Islam Nusantara adalah pengejawantahan ajaran Islam kepada masyarakat Nusantara. Dahulu misalnya, para Wali Songo mendakwahkan ajaran Islam yang ramah dan santun kepada masyarakat Jawa. Nilai-nilai toleransi dan kemanusiaan yang bercorak sufistik itulah yang membentuk corak keislaman yang berkembang di tanah air.
Menurut Gus Mus istilah Islam Nusantara bagi mereka yang tidak pernah ngaji akan geger dan kaget tetapi bagi yang pernah ngaji pasti tahu idhafah (penyandaran) mempunyai beberapa makna, dalam arti mengetahui kata Islam yang disandarkan dengan kata Nusantara. Beliau mencontohkan “air gelas” apakah maknanya airnya gelas, apa air yang di gelas, apakah air dari gelas, apa gelas dari air. Bagi santri di pesantren sudah diajari untuk memahami yang seperti itu. Menurutnya Islam Nusantara adalah Islam yang ada di Indonesia dari dulu hingga sekarang yang diajarkan Wali Songo, Islam yang damai, rukun, tidak mentang-mentang dan rahmatan lil alamin. Dan menurut Gus Mus, Wali Songo memiliki ajaran-ajaran Islam yang mereka pahami secara betul dari ajaran kanjeng Nabi Muhammad. Wali Songo tidak hanya mengajak bil lisan, tetapi juga bil hal (keteladanan), tidak mementingkan formalitas tetapi inti dari ajaran Islam.
Nusantara kita pernah mengenal sejumlah peradaban yang mencengangkan dunia: Sriwijaya, Malaka, Aceh, Makassar dan Majapahit. Kekuatan maritim dan ekonomi Nusantara begitu dahsyat di masa-masa awal kehadiran Wali Songo. Bahkan ada yang mengatakan, sepertiga perdagangan dunia dikuasai oleh Nusantara.
Pencangkokkan antara Islam dan peradaban Nusantara akan menghasilkan ketahanan dan energi aqwa (terkuat) yang tidak akan diruntuhkan oleh siapapun bahkan negara manapun. Inilah yang dilakukan oleh para Wali Songo dan ulama pendiri NU, khususnya Hadratus Syeikh Hasyim Asy’ari, yang melahirkan prinsip berbangsa dan bernegara “Hubbul Wathan Minal Iman: Nasionalisme bagian dari Iman”, kemudian melahirkan lagu perjuangan “Syubbanul Wathan” karya KH. Wahab Hasbullah serta melahirkan PANCASILA oleh Sukarno.
Ulama Aceh Minta Jokowi Bersabar
Para ulama Aceh meminta Presiden Jokowi untuk tetap bersabar dalam menghadapi fitnah keji yang dialamatkan kepadanya di tahun Politik ini.
“Diam dan bersabar terhadap orang yang jahil adalah jawaban yang tepat,” kata Waled Nuruzzahri Samalanga pada pertemuan Presiden Jokowi dengan Ulama Aceh, Jumat (1412/2018) di Banda Aceh.
Keunikan Muslim NUsantara
Modeling merupakan sebuah istilah khusus yg sepertinya hanya di miliki oleh komunitas pesantren atau Muslim di Nusantara ini. Modeling sendiri merupakan bagian penting dalam pembentukan tradisi intelektual kaum Sunni. Modeling dalam ajaran Islam bisa di identikan sebagai uswatun hasanah, yakni contoh ideal yg selayaknya di jadikan panutan oleh sebuah komunitas tertentu.
Modeling dalam dunia pesantren sendiri agaknya lebih di kenal dg sebutan "tasyabuh", sebuah ajaran penting yg populer sbb :
وتشبهوا ان لم تكونوا مثلهم، ان
التشبه بالرجال فلاح
"serupakan dirimu jika kamu tidak bisa seperti mereka, sesungguhnya proses identifikasi penyerupaan dg para tokoh adalah sebuah kemenangan".
Modeling sendiri dalam dunia pesantren hanya di fokuskan pada person2 tertentu, yakni Nabi dan Walisongo . Tak di ragukan lagi bhwa keduanya merupakan contoh ideal dan keduanya merupakan kiblat muslim Nusantara.
Bagi kaum pesantren/muslim Nusantara, minimal ada dua model yg harus di jadikan panutan, yakni Muhammad Saw yg di anggap sebagai model universal yg harus di ikuti oleh muslim seluruh dunia termasuk muslim Nusantara itu sendiri, dan juga Walisongo yg dianggap sebagai model domestik.
Dengan kekayaan dua model ini, kaum pesantren atau Ummat Islam Nusantara membedakan dirinya dg muslim modernis indonesia, sekaligus menampilkan partikularitas serta unikum tersendiri di banding Ummat Islam di belahan dunia lainnya.
Dan itulah hebat dan uniknya Islam NUsantara yg tidak akan pernah di miliki oleh ummat Islam lainnya.
A'wan PRINU KSB
Proyek Strategis Nasional Yang Selesai dibangun
Selesai di 2016:
1. Jalan Tol Gempol-Pandaan, Jatim 14km (Rp 1,47 triliun)
2. Bandara Sentani, Jayapura, Papua (Rp 1,47 triliun)
3. Bandara Juwata, Tarakan, Kaltara (Rp 1,39 triliun)
4. Bandara Fatmawati Soekarno, Bengkulu (Rp 1,67 triliun)
5. Bandara Mutiara, Palu (Rp 1,39 triliun)
6. Bandara Matahora, Wakatobi, Sultra (Rp 662 miliar)
7. Bandara Labuan Bajo, Pulau Komodo, NTT (Rp 662 miliar)
8. Pengembangan Bandara Soekarno Hatta (Termasuk Terminal 3), Banten
(Rp 4,7 triliun)
9. Pelabuhan Kalibaru, DKI Jakarta (Rp 12,0 triliun)
10. Pipa Gas Belawan-Sei Mengkei kapasitas 75 mmscfd, Sumut (Rp 1,21 triliun)
11. PLBN & SP Entikong, Kab. Sanggau, Kalbar (Rp 152 miliar)
12. PLBN & SP Mota'ain, Kab. Belu, NTT (Rp 82 miliar)
13. PLBN & SP Motamassin, Kab. Malaka, NTT (Rp 128 miliar)
14. PLBN & SP Skouw, Kota Jayapura, Papua (Rp 166 miliar)
15. Bendungan Paya Seunara, Kota Sabang, NAD (Rp 57 miliar)
16. Bendungan Rajui, Kab. Pidie, NAD (Rp 138 miliar)
17. Bendungan Jatigede, Kota Sumedang, Jabar (Rp 4,82 triliun)
18. Bendungan Bajulmati, Banyuwangi, Jatim (Rp 454 miliar)
19. Bendungan Nipah, Madura, Jatim (Rp 213 miliar)
20. Bendungan Titab, Kab. Buleleng, Bali (Rp 496 miliar)
Selesai di 2017:
1. Jalan Tol Soreang-Pasirkoja, Jabar 11km (Rp 1,51 triliun)
2. Jalan Tol Mojokerto-Surabaya, Jatim 36,3km (Rp 4,98 triliun)
3. Jalan Akses Tanjung Priok, DKI Jakarta 16,7km (Rp 6,27 triliun)
4. Bandara Raden Inten II, Lampung (Rp 1,47 triliun)
5. Pengembangan Lapangan Jangkrik dan Jangkrik
North East Wilayah Kerja Muara Bakau, Kaltim (Rp 45,5 triliun)
6. Pembangunan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) & Sarana Penunjang Nanga Badau, Kab Kapuas Hulu, Kalbar (Rp 154 miliar)
7. Pembangunan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) & Sarana Penunjang Aruk, Kab Sambas, Kalbar (Rp 131 miliar)
8. Pembangunan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) & Sarana Penunjang Wini, Kab Timor Tengah Utara, NTT
(Rp 130 miliar)
9. Bendungan Teritip, Kaltim (Rp 262 miliar)
10. Pembangunan Saluran Suplesi Daerah Irigasi Umpu Sistem (Way Besai), Lampung (Rp 1,078 triliun)
Selesai 2018
1. Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (21,04km) Rp 7,20 triliun
2. Jalan Tol Bogor Ring Road (11km) Rp 983 miliar
3. Kereta Api Prabumulih-Kertapati (bagian dari Jaringan Kereta Api Trans Sumatera) Rp 1,13 triliun
4. Kereta Api Tebing Tinggi-Kuala Tanjung (mendukung KEK Sei Mangkei, bagian dari Jaringan Kereta Api Trans Sumatera) Rp 750 miliar
5. Bandara Sultan Babullah, Ternate Rp 1,35 triliun
6. Bandara Tjilik Riwut, Palangkaraya Rp 323 miliar
7. Pengembangan Pelabuhan Kupang Rp 223 miliar
8. Pembangunan Jaringan Irigasi Daerah Irigasi Jambo Aye Kanan Rp 240 miliar
9. Pembangunan Jaringan Irigasi Daerah Irigasi Leuwigoong Kabupaten Garut Rp 300 miliar
10. Rehabilitasi Jaringan Irigasi Daerah Irigasi Gumbasa Rp 159 miliar
11. Pembangunan Smelter Morowali Rp 34,00 triliun
12. Pembangunan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu Talaud Rp 106 miliar
13. Palapa Ring Broadband di 457 Kab/ Kota melalui Pola Non KPBU (Rp -)
Selesai di 2019:
1. Palapa Ring Broadband di 57 Kab/Kota melalui Pola Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur (KPBU) Rp 5,84 triliun
2. Pembangunan Smelter Bantaeng Rp 2,22 triliun
3. Pembangunan Jaringan Irigasi Daerah Irigasi Lematang Rp 279 miliar
4. Jalan Tol Manado-Bitung (39km) Rp 5,12 triliun
5.Jalan Tol Balikpapan-Samarinda (99km) Rp 9,97 triliun
6. Jalan Tol Medan-Binjai (16km)-bagian dari 8 ruas Trans Sumatera Rp 1,604 triliun
7. Jalan Tol Palembang-Simpang Indralaya (22km)-bagian dari 8 ruas Trans Sumatera Rp 3,30 triliun
8. Jalan Tol Bakauheni-Terbanggi Besar (140,9km)-bagian dari 8 ruas Trans Sumatera Rp 16,79 triliun
9. Jalan Tol Medan-Kualanamu-Lubuk Pakam-Tebing Tinggi (62km) Rp 4,07 triliun
10. Jalan Tol Pejagan-Pemalang (57,5km) Rp 6,84 triliun
11. Jalan Tol Pemalang-Batang (39,2km) Rp 4,08 triliun
12. Jalan Tol Batang-Semarang (75km) Rp 11,05 triliun
13. Jalan Tol Semarang-Solo (72,6km) Rp 7,44 triliun
14. Jalan Tol Solo-Ngawi (90,1km) Rp 11,34 triliun
15. Jalan Tol Ngawi-Kertosono (87km) Rp 3,83 triliun
16. Jalan Tol Kertosono-Mojokerto (40,5km) Rp 5,50 triliun
17. Jalan Tol Gempol-Pasuruan (34,2km) Rp 2,76 triliun
18. Jalan Tol Kunciran-Serpong (11,2km) Rp 3,48 triliun
19. Pembangunan Fly Over Dari dan Menuju Terminal Teluk Lamong (2,4km) Rp 900 miliar
20. Kereta Api Akses Bandara Adi Soemarmo Rp 925 miliar
21. Bandara Syamsuddin Noor Rp 2,31 triliun
22. Bandara Kertajati Rp 4,91 triliun
23. Pengembangan Bandara Ahmad Yani, Semarang Rp 2,18 triliun
24. Pelabuhan KEK Maloy Rp 204 miliar
25. Makassar New Port Rp 1,89 triliun
Meluruskan Pernyataan “Nabi Marah Jika Agama Allah Dihina”
Beredar di media sosial (medsos) potongan gambar yang berisi keterangan sebagai berikut:
كان صلى الله عليه وسلم لا يغضب لنفسه فإذا ا تنتهكت حرمات الله لم يقم لغضبه شيء
Diberi penjelasan bahwa ini ucapan Sayyid Thantawi, yang disarikan dari Hadits riwayat Hindun bin Abi Halah, yang dikeluarkan oleh Imam al-Thabarani dan Imam al-Tirmidzi. Lantas teks Arabnya diberi terjemahan sebagai berikut:
“Nabi SAW tidak marah untuk kepentingan (pribadinya). Namun jika agama Allah dihina (ajaranNya dilanggar), maka tidak ada sesuatu apapun yang bisa tegak di hadapan kemarahan beliau.”
Pernyataan lewat gambar dan video diviralkan untuk melegitimasi bahwa wajar orang Islam marah kalau ajaran agamanya dihina. Benarkah keterangan di atas? Mari kita ngaji bersama.
Pertama, terjemahan teks di atas cukup tendensius. Kalimat yang benar justru yang di dalam kurung “jika ajaranNya dilanggar”, bukan “jika agama Allah dihina”. Pengembangan makna (untuk tidak mengatakan terjemahan ini sudah dipelintir) ini yang bermasalah. Jadi terjemahan yang tepat adalah:
“Nabi SAW tidak marah untuk kepentingan (pribadinya). Namun jika ajaranNya dilanggar, maka tidak ada sesuatu apapun yang bisa tegak di hadapan kemarahan beliau.”
Apa maksudnya? Kita akan jelaskan di bawah ini setelah membahas soal sumber kutipan teks di atas.
Kedua, teks ini diriwayatkan dari Hindun bin Abi Halah. Siapa beliau? Abi Halah adalah suami Siti Khadijah sebelum menikah dengan Rasulullah SAW. Jadi Hindun itu adalah anak tiri Nabi Muhammad. Sewaktu Siti Khadijah menikah dengan Nabiyullah, Hindun ini berusia remaja dan tinggal bersama Nabi Muhammad dan ibunda Siti Khadijah.
Itulah sebabnya Hindun tahu persis seluk-beluk perilaku keseharian Nabi. Dalam riwayat panjang yang dikutip Sayyid Thantawi, seperti yang saya akan jelaskan di bawah, Sayyidina Hasan bertanya kepada pamannya, yaitu Hindun bin Abi Halah mengenai sosok sang Datuk.
Ketiga, entah mengapa yang diedarkan di atas adalah teks ucapan Sayyid Thantawi, mantan Grand Syekh al-Azhar dan Mufti Mesir, kok bukan teks Haditsnya langsung? Apa karena khawatir ada pertanyaan mengenai kesahihan status hadits dari Imam al-Thabarani dan Imam al-Tirmidzi? Maklum ada kecenderungan untuk menganggap seolah hanya Hadits dari Bukhari-Muslim saja yang sahih. Tentu tidak demikian.
Hadits ini diriwayatkan oleh Imam at Tirmidzi dengan lengkap dalam kitab asy-Syama’il. Saya tidak menemukannya dalam kitab Sunan al-Tirmidzi. Kitab Syama’il ini berkisah tentang sosok Rasulullah SAW. Ini dalam konteks pembahasan mengenai adab atau etika, bukan berkenaan dengan hukum agama. Kita bisa bandingkan kitab Syama’il ini dengan kitab Adab al-Mufrad yang ditulis oleh Imam Bukhari, selain beliau menulis kitab Sahih Bukhari yang terkenal itu.
Riwayat lengkap penuturan mengenai akhlak Nabi ini juga dicantumkan oleh Ibn Katsir dalam kitab al Bidayah wan Nihayah (6/33). Sanad hadits ini disebutkan oleh al-Hakim dalam kitab al Mustadrak (3/640). Hadits itu juga dikeluarkan oleh Imam Thabarani dan Ibnu Asakir seperti yang terdapat dalam kitab Kanzul Ummal (4/32) dan oleh Baghawi dalam kitab al-Ishabah (3/611).
Saya kutipkan teks terkait untuk memahami konteks pernyataan Hindun bin Abi Halah:
لا يتكلم في غير حاجة، طويل السكوت، يفتتح الكلام ويختمه بأشداقه، يتكلم بجوامع الكلم، فصل لا فضول ولا تقصير، دمث ليس بالجافي ولا المهين، يعظم النعمة وإن دقت لا يذم منها شيئا ولا يمدحه، ولا يقوم لغضبه إذا تعرض للحق شيء حتى ينتصر له.
“Rasulullah SAW tidak berkata-kata kecuali seperlunya, beliau lebih sering diam. Beliau memulai dan menyudahi pembicaraan dengan sepenuhnya, dan tidak bicara dengan bibir saja. Perkataannya singkat tetapi mempunyai makna dan hikmah yang dalam. Tidak mencela dan tidak pula memuji dengan berlebihan. Tidak ada seorangpun yang bisa melawan kemarahannya jika kebenaran didustakan sehingga beliau memenangkan kebenaran itu.”
وفي رواية: لا تغضبه الدنيا وما كان لها، فإذا تعرض للحق لم يعرفه أحد، ولم يقيم لغضبه شيء حتى ينتصر له، لا يغضب لنفسه ولا ينتصر لها، إذا أشار أشار بكفه كلها، وإذا تعجب قلبها،
Dalam riwayat lain dikatakan, “Rasulullah SAW tidak marah disebabkan urusan duniawi, tetapi apabila kebenaran didustakan, beliau SAW akan marah tanpa ada seorangpun yang bisa tegak dihadapan kemarahan beliau, sehingga beliau memenangkan kebenaran itu baginya.
Beliau tidak marah berkaitan dengan kepentingannya sendiri, dan tidak pernah memberikan hukuman karena dirinya sendiri. Apabila beliau menunjuk atau memberi isyarat ke arah sesuatu, beliau akan menunjuknya dengan seluruh telapak tangannya. Apabila beliau merasa takjub, beliau akan membalikan telapak tangannya.”
Maka jelas konteks marahnya Rasul itu bukan karena soal dihina, tapi karena soal kebenaran yang dilanggar atau didustakan. Sebenarnya teks senada juga tercantum dalam kitab Sahih Bukhari (hadits no 6288), Sahih Muslim (4294) dan Sunan Abi Dawud (4153).
Saya cantumkan teks dari Sahih Bukhari:
٦٢٨٨ – حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ بُكَيْرٍ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ عَنْ عُقَيْلٍ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ عُرْوَةَ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ مَا خُيِّرَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَيْنَ أَمْرَيْنِ إِلَّا اخْتَارَ أَيْسَرَهُمَا مَا لَمْ يَأْثَمْ فَإِذَا كَانَ الْإِثْمُ كَانَ أَبْعَدَهُمَا مِنْهُ وَاللَّهِ مَا انْتَقَمَ لِنَفْسِهِ فِي شَيْءٍ يُؤْتَى إِلَيْهِ قَطُّ حَتَّى تُنْتَهَكَ حُرُمَاتُ اللَّهِ فَيَنْتَقِمُ لِلَّهِ
“Rasul memilih perkara yg ringan jika ada dua pilihan selama tidak mengandung dosa. Jika mengandung dosa, Rasul akan menjauhinya. Demi Allah, beliau tidak pernah marah karena urusan pribadi, tapi jika ajaran Allah dilanggar maka beliau menjadi marah karena Allah (lillah).”
Jadi sekali lagi jelas bahwa ini konteksnya Rasulullah bukan marah karena agama Allah dihina. Tapi marah kalau kebenaran/ajaran Allah dinodai dengan cara melanggar atau mendustai ajaran Islam itu sendiri. Jadi marahnya Rasul itu semata karena Allah, bukan karena dendam pribadi apalagi karena urusan politik pilpres dan pilkada di TPS (tempat pemungutan suara).
Yang banyak terjadi sekarang ini lain lagi. Kita marah, terus kita –mengutip Gus Mus — sok penting seakan-akan Allah juga ikutan marah. Emang siapa kita sih?!
Terus kita marah-marah dengan kutip sana-pelintir sini, biar disangka Allah ikutan marah juga. Kok teganya Nabi yang diutus untuk menyempurnakan akhlak dan Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang itu dianggap sedikit-sedikit marah, sedikit-sedikit terhina.
Bersabda Rasulullah SAW:
لَمَّا قَضَى اللهُ الْخَلْقَ كَتَبَ فِي كِتَابِهِ فَهُوَ عِنْدَهُ فَوْقَ اْلعَرْشِ : إِنَّ رَحْمَتِيْ غَلَبَتْ غَضَبِيْ
Tatkala Allah menciptakan makhluk-Nya, Dia menulis dalam kitab-Nya, yang kitab itu terletak di sisi-Nya di atas ‘Arsy, “Sesungguhnya rahmat-Ku lebih mengalahkan kemurkaan-Ku.” (HR. Bukhari no. 7404 dan Muslim no. 2751)
Luar biasa kan, kasih sayang Allah itu melebihi murkaNya! Kalau kita terbalik: marahnya kita sampai ke ubun-ubun hingga lepas kontrol mengeluarkan kosa kata yang tidak pantas, dan marahnya terus berkepanjangan dari 2014 sampai 2019 –boro-boro kita mau belajar menahan amarah agar bisa menyayangi dan menebar rahmat untuk semesta. Duh, Gusti….
Oleh Gus Nadirsyah Hosen
Penulis adalah Rais Syuriyah Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Australia-New Zealand.
8 JENIS MANUSIA YANG DIBENCI ALLAH
Seharian berkutat dengan gadgetnya, atau interaksi dengan dunia maya, tanpa bergerak untuk belajar lebih giat, berkarya untuk lebih maju dan membanggakan atau bekerja lebih giat dan keras, inovatif dan kreatif. Jika hanya pandai menghabiskan waktu untuk keduniawian semata, foya-foya bahkan kemaksiatan. Hal ini sangat dibenci Allah.
Semoga kita bisa berusaha untuk menjadi pribadi yg lebih baik..
Ditawari Jadi Presiden, Kyai Hasyim Asy’ari Justru Menyerahkan ke Soekarno
Setelah berhasil menduduki bumi Indonesia, Jepang mengambil alih kekuasaan dan segera mendekati para tokoh pribumi. Ihwal ini dibahas oleh Zainul Milal Bizawie, dalam kesempatan diskusi di Islam Nusantara Center (INC), Sabtu (5/8).
Penulis buku “Laskar Ulama-Santri & Resolusi Jihad” ini mengatakan “Ketika Belanda kalah, Jepang sudah mengetahui siapa di antara tokoh di Indonesia ini yang paling memiliki pengaruh”.
“Jepang tahu yang paling berpengaruh adalah Hadratus Syaikh Hasyim Asy’ari”, tandas Gus Milal.
Melalui utusannya, Jepang bertandang menemui Hadratus Syaikh. Karena beliau satu-satunya yang bisa memiliki pengaruh sampai akar rumput.
Jepang memilih mendekati kelompok di luar keraton, daripada mendekati yang lain terutama pihak keraton atau ningrat yang dianggapnya selama ini diberikan fasilitas oleh kolonial Belanda.
“Di sinilah Pesantren dan kiainya dirangkul dan didekati”, ujar Milal yang juga penulis buku “Masterpiece Islam Nusantara” ini.
Beberapa tahun sebelum mengusir kolonial Belanda, jelas Milal, Jepang telah mengirim informannya sehingga tahu kelompok-kelompok mana yang harus didekati.
Namun, sewaktu pemerintahan Jepang, Mbah Hasyim Asy’ari juga pernah dipenjara karena dianggap melawan kebijakan Jepang. Meskipun demikian, ketika dalam Perang Dunia II Jepang mengetahui hampir kalah, Jepang sempat bertanya, “siapa yang pantas jadi Presiden memimpin Indonesia? Dari berbagai masukan, disimpulkan yang paling pantas dan mendapat dukungan luas menjadi Presiden memimpin Indonesia ini adalah KH. Hasyim Asy’ari”, terang Milal.
Kemudian Jepang mengirim seorang tokoh pergerakan bernama Maruto, seorang tokoh Murba, untuk menemui Hadratus Syaikh Hasyim Asy’ari. Menurut putranya, Maruto menyampaikan pesan dari seorang Jenderal bahwa Jepang menginginkan Mbah Hasyim Asy’ari untuk menjadi Presiden. Tapi mbah Hasyim menolak. Dan setelah beberapa kali utusan tersebut datang, mbah Hasyim mengatakan “yang pantas memimpin Indonesia ini, bukan saya tapi Soekarno”. Apalagi, Mbah Hasyim meyakini bahwa kemerdekaan RI bukan pemberian Jepang, melainkan perjuangan sendiri.
“Karena itu, dengan dukungan Mbah Hasyim Asy’ari, Soekarno memperoleh pengaruh kuat dalam lingkungan pesantren dan kelompok Islam.” pungkas milal. Itulah kenegarawanan dan keikhlasan Mbah Hasyim dan dunia pesantren, mempercayakan NKRI ini dipimpin oleh Soekarno. Inilah sejarah bangsa yang jangan sampai dilupakan.
Kenyataan ini menunjukkan bagaimana jaringan dan pengaruh kuat Hadratus Syaikh Hasyim Asy’ar serta peran beliau dalam menegakkan Republik ini. (Aditia).
Www.jagatngopi.com