Ngopi Neng Warung

Tujuh langkah mencari pasangan hidup

7  Cara Mencari Pasangan Hidup Yang Baik Menurut Islam, diantaranya sebagai berikut.

1. Senantiasa Mendekatkan diri kepada Allah

Cara pertama yang harus dilakukan adalah perbaiki hubungan kita dengan Allah. Untuk mendapatkan pasangan yang baik, maka kita perlu membaikkan diri kita terlebih dahulu, yang utama adalah hubungan kita dengan Allah. Mendekatkan diri kepada Allah bisa dengan cara kita memperbanyak ibadah sunnah, ibadah shalat malam, shalat Dhuha shodaqoh, tilawah Al-qur’an. Lakukan hal ini secara rutin, sehingga kadar keimanan kita semakin bertambah dan kita bisa semakin dekat dengan Allah.

2. Memperbaiki Diri

Setelah hubungan kita dengan Allah semakin baik, maka cara selanjutnya adalah memperbaiki diri kita. Memperbaiki hubungan kita dengan keluarga kita terutama dan lingkungan pada umumnya. Jika kemarin-kemarin kita sempat ada salah kepada orang tua, kepada kakak, kepada adik, maka kita harus meminta maaf.
Kita harus berbakti pada orang tua sesuai dengan perintah Allah QS. Lukman: 14, yang artinya: Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersykurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.”
Senantiasa kita berbuat baik kepada orang tua, berkata yang lemah lembut. Selain itu, kita juga harus berbuat baik kepada saudara kita dan orang-orang di lingkungan kita ataupun kepada teman-teman kita.

3. Berdo’a Kepada Allah

Setelah hubungan kita dengan Allah, orang tua dan lingkungan kita baik, maka selanjutnya kita diperintahkan untuk berdo’a hanya kepada Allah. Karena hanya Allah yang bisa mengabulkan do’a kita, bukan orang tua kita ataupun teman atau pacar. Seperti yang ada dalam firman-Nya di QS.al-Baqarah: 186, yang artinya: “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya tentang aku kepadamu, maka (jawablah), bahwasanya aku adalah dekat. aku mengabulkan orang yang berdo’a apabila ia memohon kepada-Ku, ….
Cukuplah Allah saja sebagai penolong kita. Hal ini sangat mudah bagi Allah. Siapa pasangan kita kelak sudah dipersiapkan oleh Allah. Lagian pasangan kita akan cepat dekat atau akan datang sendiri hanyalah Allah yang bisa menggerakkan hatinya. Cukuplah Allah bilang “Kun” maka terjadilah. Hal ini sangat mudah sekali buat Allah. Dan hanyalah Allah yang bisa menolong kita.

4. Berkhusnudzon

Ketika pasangan kita tak kunjung datang juga maka kita harus berbaik sangka kepada Allah. Kita bisa renungkan, mungkin kitanya belum siap lahir batin, mungkin lahir kita sudah siap, namun batin yang belum siap. Kemungkinan juga kita masih belum bisa mengatur diri kita dengan baik, terutama dalam pengelolaan emosi, mengerjakan pekerjaan rumah.
Bisa juga Allah belum mempertemukan kita dengan pasangan karena niat kita yang belum lurus. Ingat, niat kita menikah adalah untuk beribadah kepada-Nya semata. Selain itu juga mengikuti sunnah Rosul. Karena menikah adalah menyempurnakan separuh dari agama.

5. Menjalani Proses Ta’aruf

Setelah poin 1 sampai 4 telah dijalani, poin selanjutnya adalah menjalani proses ta’aruf. Ta’aruf adalah proses perkenalan antara kedua calon pasangan. Ta’aruf  biasanya dibimbing oleh ustadz atau ustadzah, bisa juga oleh saudara atau orang yang dipercaya.
Perkenalan ini dimulai dari saling bertukarnya biodata calon putri dengan putra. Biodata terdiri dari  data diri, riwayat sekolah, pekerjaan, motto hidup, data keluarga, dll. Mereka sama-sama mempelajari masing-masing dari biodata. Ketika keduanya saling sepakat untuk lanjut, maka proses selanjutnya adalah tatap muka antara kedua calon.
Pada saat bertukarnya biodata kedua salah satu pihak kurang tertarik atau mundur, maka proses ta’aruf sampai di situ saja. Setelah proses tatap muka, masing-masing ber istikharah untuk melanjutkan ke jenjang pernikahan atau tidak. Masing-masing melakukan shalat Istikharah untuk meminta petunjuk dari Allah dan meminta pendapat dari keluarga terutama orang tua.
Jika memang keduanya setuju, keluarga sepakat dan cocok maka bisa lanjut ke proses pernikahan. Namun jika salah satu tidak setuju pun tidak apa-apa, berarti bukan jodoh. Dan proses ta’aruf ini ketika tidak berlanjut ke pernikahan akan tetap terjaga kerahasiaannya diantara kedua calon tersebut dan dengan ustadz atau ustadzahnya.

6. Tidak Terburu-buru

Seperti yang sudah kami sampaikan di awal, bahwa dalam mencari pasangan yang baik harus hati-hati dan tidak terburu-buru. Karena terburu-buru itu adalah bisikan syetan. Ketika sudah melaksanakan proses ta’aruf (termasuk tatap muka), maka waktu ber Istikharah harus dilakukan dengan hati yang netral, tidak condong ke salah satu.
Hasil dari shalat Istrikharah ini biasanya diperlihatkan dengan adanya kemantapan hati atau bisa juga diliat dari pendapat orang tua terhadap calon pasangan. Ketika hati tetap bimbang yakinkanlah terlebih dahulu mau lanjut atau tidak, bisa dengan menambah lagi shalat Istikharah atau bisa minta pendapat orang tua.
Yang perlu dihindari adalah ketika hati merasa bimbang namun karena keinginan yang besar untuk segera menikah, selanjutnya memberikan jawaban setuju, mau melanjutkan ke proses menikah. Padahal di hati masih penuh dengan kebimbangan. Waktu dalam memantapkan hati ternyata malah semakin bimbang dan jawaban tidak lanjut atau orang tua tidak setuju, maka itulah jawabannya si dia bukanlah jodoh kita.

7. Mengkomunikasikan Dengan Keluarga

Seperti yanga da pada poin ke 6, bahwa kita harus mengkomunikasikan calon pasangan yang telah kita pilih dengan semua anggota keluarga, terutama sekali kepada orang tua kita. Kalau memang orang tua tidak setuju, mungkin karena jarak rumah yang jauh, pekerjaan yang tidak jelas ataupun hal lainnya, maka baiknya tidak dilanjutkan. Ingatlah, ridha Allah berada pada ridho orang tua. Padahal di sisi lain, kitanya sudah mantap hati. Kalau memang seperti itu, mungkin dia bukan jodoh kita. Tenanglah bahwa Allah telah mempersiapkan jodoh kita yang terbaik buat kita.

No comments:

Post a Comment